Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Penambahan Anggaran Masjid Terapung Ditolak Warga

Inilah maket Masjid Terapung di kawasan Ama Hami yang disorot wakil rakyat itu.

Kota Bima, Bimakini.- Aksi demo puluhan warga Kelurahan Rabadompu Timur Kota Bima, Senin (18/09/2017), di kantor Pemkot Bima dan DPRD Kota Bima tidak saja soal bantuan banjir yang belum  terealisasi. Mereka juga menolak  rencana penambahan anggaran Masjid Terapung dan drainase.

Mereka  menilai pengajuan tambahan  anggaran pada fasilitas  yang saat ini sedang dibangun sangat aneh. Padahal, anggaran sudah diberikan hingga rampung.

Menurut koordinator lapangan,  Arif Rahman,  lebih baik uang Rp2,8 miliar itu dialokasikan untuk membenahi daerah pascabanjir bandang dan membantu membangun rumah warga yang sudah rusak dan hanyut terbawa banjir. Bukan malah untuk membangun bangunan megah yang sudah ada anggarannya.

Di depan sejumlah anggota DPRD Kota Bima,  warga mendesak legislatif  menolak usulan penambahan anggaran untuk Masjid Terapung, karena jelas itu kebijakan keliru karena anggaran sudah dialokasikan. “Kenapa minta anggaran tambahan,” tanyanya.

Dia menilai, kalau legislatif  tidak menolak usulan aneh itu,  berarti sudah berkongkalikong dengan pemerintah dalam mengalokasikan uang rakyat untuk kepentingan yang tidak jelas. Hal ini akan menjadi catatan penting bagi rakyat untuk menilai langkah dan sikap DPRD mengawal dan mengawasi kinerja eksekutif. Masalahnya, bukan menolak membangun masjid, tetapi lebih bayak masalah yang dibuat oleh pemerintah ketimbang manfaatnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Katanya, dana Rp12 miliar sudah dialokasikan tahun 2017, baru setengah dikerjakan namun  sudah minta anggaran. Hal itu aneh. Kesalahan perencanaan karena tiang tidak kokoh, malah meminta dana APBD. “Itu harus dipertanggungjawabkan oleh pelaksana proyek dan Pemkot Bima,” ujarnya.

Anggota DPRD Kota Bima, Nazamuddin, didampingi Anwar Arman dan Agus Wirawan di depan warga menyatakan sikapnya berdiri bersama dan masyarakat menolak penambahan anggaran masjid itu.  Namun, ini bukan soal tidak setuju membangun masjid, tetapi soal sudah dialokasikan anggaran hingga pembangunannya tuntas, lalu meminta anggaran tambahan.

Katanya, anggaran pembanguna Masjid Terapung telah  diberikan. Kini warga hanya mengawasi bagaimana masjid itu bisa menjadi ikon Kota Bima ke depan. Usulan tambahan anggaran adalah hak eksekutif,  tetapi DPRD tidak sertamerta menyetujuinya. Ada tahapan dan proses baru bisa disetujui.

“Tetapi masukan dan harapan masyarakat akan jadikan atensi khusus agar tidak berikan tambahan anggaran, apalagi ada penekanan warga,” ujarnya. (BK32)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Jalan-jalan

Kota Bima berada di bagian timur Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Berada pada jalur emas wisata Indonesia, yakni Bali – Lombok – Labuan...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Jelang idul Fitri, masjid terapung Kota Bima dipadati ribuan jamaah dari berbagai wilayah untuk sholat. Namun fasilitas seperti air untuk wudhu maupun...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.- Sedikitnya lima mega proyek di Kota Bima dengan angka nilai miliaran rupiah, kini dimulai dilidik oleh Kejaksaan Tinggi Negeri NTB awal...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kota Bima, Ririn Kurniawati mengatakan, bangunan masjid Terapung Ama Hami telah sesuai Maket dan perencanaan....

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Bentuk masjid Amahami yang menghabiskan anggaran Rp15 miliar dipertanyakan. Karena berbeda dengan Maket yang beredar selama ini. Wakil Ketua DPRD Kota...