Bima, Bimakini.- Akhir-akhir ini para petani mengeluhkan kenaikan harga pupuk padaberbagai wilayah. Fakta itu menguatirkan mereka, apalagi harga pasar seperti tanaman bawang merah, jagung, dan lainnya sedang menurunnya.
Melihat kondisi demikian, pihak Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura tidak berdiam saja. Para petugas akan ke lapangan untuk mengamatinya. Bahkan, sudah membentuk tim terpadu untuk mengecek langsung kondisinya.
Menurut Kabid Rehabilitasi, Pengembangan Lahan, dan Perlindungan Tanaman, Ir Beni Akbar, untuk ke depan sudah menyiapkan tim untuk mengecek langsung ke pasar bagi para distributor sampai pengecer.
“Kami sudah ada tim, pekan depan kita turun lapangan untuk melihat para penjual yang nakal,” katanya di ruang kerjanya, Rabu (20/09/2017).
Saat ini, katanya, harga pupuk bersubsidi sebelumnya Rp95.000/sak, kini mencapai Rp170.000 bahkan Rp200.000/sak. Kenyataan itu merugikan masyarakat setempat. Apalagi, saat ini dalam kondisi kering dan berbagai penyakit akan ada.
Dijelaskannya, Pemerintah Daerah hanya menyediakan stok pupuk bersubsidi itu sebanyak 20.000 ton, sedangkan kebutuhan para petani mencapai 31.000 ton pupuk bersubsidi setiap tahun.
“Stok pupuk disediakan belum bisa memenuhi kebutuhan petani, bisa jadi hal ini menunjang kenaikan harga pupuk,” ujarnya.
Namun, diisyaratkannya, tahun 2018 mendatang Dinas Pertanian akan mengajukan permintaan tambahan pupuk bersubsidi ke Pemerintah Provinsi NTB, bahkan sampai ke Kementerian Pertanian.
“Ke depan kita akan survai lapangan terkait naiknya harga pupuk dan akan menindak bagi pengecer melanggar ketentuan,” isyaratnya. (BK38)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.