Lombok Timur, Bimakini.– Pasangan Cagub dan Cawagub NTB 2018, Ali Bin Dachlan dan TGH Lalu Gede Sakti kembali melanjukan kampanyenya. Keduanya membahas soal pariwisata di NTB.
Kekompakan keduanya terus diperlihatkan dalam kampanye di Pilkada NTB 2018. Bahkan, kekompakan ini ditunjukkan saat berbicara di depan pendukung pasangan nomor 4 tersebut kala membicarakan soal perkembangan pariwisata.
“Pariwisata menjadi salah satu faktor pendukung utama di Nusa Tenggara Barat, oleh karenanya pariwisata juga harus digalakkan apalagi NTB memiliki keindahan alam yang luar biasa mulai dari konservasi hutan hingga laut dan budayanya,” ucap Ali Bin Dachlan dan TGH Lalu Gede Sakti di Lapangan Umum Suela, Lombok Timur, Selasa (20/3/2018).
Cawagub, TGH Lalu Gede Sakti menegaskan, bahwa di NTB masih banyak destinasi wisata yang belum dijamah. Untuk itu, pengembangan pariwisata juga akan digenjot demi meningkatkan devisa negara khususnya di NTB.
“Semua harus ditingkatkan, banyak tempat yang indah belum disentuh, belum dijamah, belum dibangun, belum dikemas dengan baik seperti di pantai Kuta, di Awing dan di Sekotong. Semua pariwisata di NTB harus dibuat indah, apalagi bicara alam keindahan di NTB harus dijaga dan dilestarikan sehingga minat pariwisata ke NTB akan semakin banyak lagi. Keindahan NTB luar biasa,” ucapnya.
Selain itu, kata dia, di NTB juga memiliki potensi wisata yang baru bahkan bisa dijadikan sebagai ikon baru guna menarik minat wisata ke provinsi yang dijuluki Pulau Seribu Masjid tersebut. Ikon wisata baru tersebut adalah Kebon Raya Lewor yang ada di Kecamatan Suella, Lombok Timur.
“Kebon Raya Lewor sangat terkenal dan sekarang lagi proses dibangun dengan baik sehingga bisa menjadi ikon baru dari NTB. Kita harus bekerjasama dengan pihak terkait, dan bisa lebih baik seperti di Senggigi, terlebih di sana terdapat air yang sangat dingin jadi NTB identik dengan udara yang panas tapi memiliki air yang dingin sehingga tidak kalah dengan wilayah di Indonesia lainnya,” bebernya.
Hal serupa diucapkan oleh calon Gubernur Ali Bin Dachlan. Di mana, Kebon Raya Lemor yang memiliki area tanah 108 hektar ini mampu mendokrak jumlah wisatawan ke Nusa Tenggara Barat. Wisatawan pun bukan hanya sekedar berwisata, melainkan selepas pulang dari provinsi yang juga dijuluki Bumi Gora ini memiliki pertambahan ilmu pengetahuan.
“Bagaimana NTB mempunyai kebon raya, tempat orang konservasi, tempat orang untuk belajar. Potensi Lemor ini sangat bagus,” jelasnya.
Diakuinya, keberadaan Kebon Raya Lemor bisa menguatkan Nusa Tenggara Barat memiliki konservasi hutan sehingga dari sisi keindahan alam tetap terjaga. Variasi wisatawan saat datang guna berwisata akan semakin banyak pula.
“Seandainya hutan tidak ada lagi di NTB, maka akan ada hutan yang dilestarikan, kemudian di sana terdapat mata air Lemor dan ini harus dilindungi. Hutan harus menjadi konservasi dan menjadi hutan wisata sehingga statusnya ditingkatkan menjadi kebun raya, terlebih di NTB hanya punya satu,” tutupnya tersenyum. (IAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.