Bima, Bimakini.- Kondisi SDN Bugis, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, cukup menguatirkan. Tiga lokal ruangan, bagian atapnya sudah mulai melapuk. Dua ruang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan satu ruang Kepala Sekolah.
Pantauan Bimakini.com, satu ruangan di tengah sudah dikosongkan, selain genteng sudah jebol, juga kayu-kayu melapuk. Pihak sekolah sementara menyangganya dengan beberapa balok kayu. Ukurannya tidak terlalu besar. Namun, kayu bagian atap yang disangga sudah lapuk.
Di ruang sebelahnya, siswa sedang asyik belajar. Namun, suatu waktu kondisi atap bangunan yang lapuk dapat mengancam nyawa mereka. Apalagi, belakangan ini gempa yang berpusat di Sumba kerap terjadi. Jarak Sape dan Sumba lebih dekat.
Kepala SDN Bugis, Ridwan, SPd mengaku, hingga saat ini pihaknya selalu was-was. Jangan sampai atap bangunan yang sudah tidak kokoh akan ambruk. “Apalagi gempa belakangan ini sering terjadi,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Dikuatirkannya, kondisi itu bisa membahayakan murid dan guru yang sedang belajar. “Kami selalu was-was,” ujarnya.
Dia mengaku, sudah mengusulkan dalam data Dapodik, untuk rehap tiga ruangan. Namun, justru anggaran yang turun untuk tahun 2018, adalah tambahan satu kelas baru. “Awalnya kami ingin anggaran itu digunakan untuk rehab saja, tapi tidak boleh,” ujarnya.
Meskipun, diakuinya di SDN Bugis kelebihan siswa. Saat Tim Takola datang survey kondisi sekolah, sudah melihatnya. Namun, justru tidak mendapatkan anggaran rehap, namun penambahan satu kelas.
Padahal, jika anggaran rehab yang diperoleh, maka satu kelas yang tidak digunakan, dapat difungsikan. Selain itu, kondisi kelas lainnya bisa baik kembali dan aman untuk kegiatan belajar mengajar. “Mungkin karena membaca data siswa kami yang banyak, sehingga mendapatkan satu tambahan kelas baru,” ujarnya.
Namun, diharapkannya, agar tahun 2019 SDN Bugis bisa mendapatkan daha rehab. Agar siswa dan guru tidak terus dalam bawah ancaman maut. (YAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.