Kota Bima, Bimakini.- Pemerintah Kota dan Kabupaten Bima, perlu duduk bersama membahas rumah sakit rujukan bagi pasien positif corona. Apalagi saat ini jumlah yang positif di dua daerah ini meningkat menjadi 11 orang.
Hal itu disarankan anggota DPRD Kota Bima, M Irfan, MSi, Selasa (21/4).
Menurut duta PKB itu, RSUD Bima tidak layak menjadi Rumah Sakit Rujukan. Karena kondisinya saat ini sangat rentan terjadi penularan.
Sepengetahuannya, RSUD Bima masih dalam proses penyelesaian pembangunan. Jangankan memenuhi kebutuhan ruangan perawatan Covid-19, untuk ruang perawatan penyakit biasa saja tidak memadai. “Malah pasien harus mengantri untuk mendapatkan kamar,” katanya kepada Bimakini.com.
Dengan masuknya 10 pasien Covid-19, kata dia, membuat kapasitas ruangan semakin padat. Juga menambah kerentanan. “Ruangan isolasi juga saat ini untuk pasien Covid-19 terbatas,” ujarnya.
Maka, dia mendesak kedua pemerintah memikirkan rumah sakit lain yang dianggap layak dan resiko penularan sangat sedikit. “Kalau menurut saya rumah sakit Sondosia layak, jauh dari pemukiman dan jarang merawat orang alami sakit selain Covid-19,” sarannya.
Jika terus dipaksakan dirawat semua di RSUD Bima sangat berbahaya penularan keluar. Apalagi dekat dengan pemukiman padat, aktivitas keluarga pasien dan pedagang.
Apalagi, kata dia, laporan diterimanya, warga dekat dengan RSUD Bima, yaitu Kelurahan Rabangodu dan Rabadompu sudah panik dengan bertambahnya pasien Covid-19.
“Bila perlu untuk penanganan Covid-19 antara dua Pemerintah sharing anggaran, ini demi maksimalkan penanganan Covid-19 serta demi keselamatan masyarakat banyak,” pungkasnya. (DED)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.