Oleh : Munir Husen
(Kader Partai Keadilan Sejahtera Kota Bima)
Hari ulang tahun umumnya dimaknai sebagai peristiwa notoir, diakui keberadaanya oleh publik. Artinya peristiwa tersebut tidak disangkal serta tidak memerlukan pembuktian. Misalnya HUT Kemerdekaan Republik Indonesia secara nasional tidak ada yang membantahnya.
Demikian halnya historical Pemerintah Kota Bima dalam perjalanan yang panjang, lahir dari rahim pemekaran Kabupaten Bima, menjadi Kota defenitif. Refleksi hari ulang tahun Kota Bima setiap tahun adalah keniscayaan untuk memperingati perjuangan para tokoh-tokoh dan akademisi yang menginginkan pemekaran.
Hal ini menjadi pembenaran ungkapan Soekarno bahwa jangan sekali-kali melupakan sejarah. Dihari ulang tahun Kota Bima yang dipimpin oleh H.M. Lutfi dan Fery Sofyan, sekaligus mereview 4 Tahun perjalanan Kota Bima. Semua ini akan dikemas pada hari ulang tahun Kota Bima dalam berbagai kegiatan.
Hari ulang tahun kali ini adalah aktualisasi pembuktian jati diri Pemerintah Kota Bima atas prestasi dan kerja keras yang dicapai selama ini. Sehingga masyarakat merasakan adanya perubahan sebagai indikator keberhasilan kinerja. Indikator kinerja diumpamakan sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan.
Melalui kendaraan kita bisa mengetahui sudah sampai dimana, apakah dekat atau masih jauh dengan tujuan yang akan dicapai. Namun, agar kendaraan tersebut berjalan baik, tentu kita juga harus memiliki pengemudi yang profesional.
Pengemudi profesional adalah pengemudi yang berbudaya, dia akan mengakselerasi kendaraan, namun tetap menjaga atitude sehingga tidak melanggar peraturan indikator kinerja yang berkualitas dan implementasi budaya adalah komponen yang akan saling melengkapi dalam mempercepat pencapaian tujuan (https://www.djkn.kemenkeu.go.id).
Hari ulang tahun Pemerintah Kota Bima sebagai refleksi dan evaluasi untuk mewujudkan Kota Bima ke arah yang lebih maju, dengan menghayati motto maja labo dahu sebagai spirit pada jajaran Pemerintah Kota Bima, dari top leader sampai staff. Jika maja labo dahu sudah tertanam didalam jiwa patriotnya, maka semua tugas yang menjadi kewajiban akan dilaksanakan sepenuh hati dan semua yang dilarang tidak dilanggar.
Maja labo dahu sudah dijadikan Perda Kota Bima Nomor 2 Tahun 2003 tentang Lambang dan Motto Kota Bima. Pasal 5 ayat (1), Motto Daerah Kota Bima adalah Maja Labo Dahu. Sedangkan di ayat (2) Arti Maja Labo Dahu adalah beriman dan bertaqwa akan malu kepada Tuhan , kepada manusia, dan diri sendiri dan takut kepada Allah dan juga kepada manusia apabila tidak mematuhi perintah dan larangan agama dan larangan adat yang baik.
Refleksi hari ulang Kota Bima, terhadap perspektif maja labo dahu, perlu dilakukan evaluasi secara holistik dari hulu sampai hilir terhadap kinerja ASN selaku eksekutor dalam melaksanakan tugas. Sebab tingkat keberhasilan Pemerintah tergantung sungguh dari etos kerja dan kedisiplinan ASN yang akan menjadi harapan dan impian masyarakat yang ingin dicapai.
Misalnya, jam kerja ASN senin sampai jumat. Mulai jam 7.00-16-00 Wita, kecuali ada alasan-alasan yang dibenarkan oleh norma. Coba cek ASN yang absen tepat waktu masuk dan waktu keluar, disemua SKPD apakah sudah memenuhi standar norma atau tidak.
Jika ASN masuk kerja tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku, tidak ada pelayanan masyarakat yang terganggu. Ruang kantor yang dituju terisi oleh pejabat yang memiliki wewenang ada ditempat, semua ini adalah cerminan dari prilaku maja labo dahu yang diperkuat dengan Surat Edaran Menpan dan Reformasi Birokrasi No. 16 tahun 2022 tentang Kewajiban Mentaati Ketentuan Jam Kerja Bagi ASN. Jelas aturannya tidak memerlukan penafsiran surat edaran terseut.
Jika ASN menghayati nilai maja labo dahu maka, pada saat waktu sholat dzuhur dan Ashar di masjid Alayarham H. M. Noor latif pasti penuh karena jumlah totalitas ASN dengan kapasitas ruangan masjid tidaklah sebanding. Justru ASN ada yang nyasar di masjid lain, sehingga Wali Kota Bima perlu mengeluarkan surat himbauan pada seluruh ASN agar setiap waktu sholat di pusatkan di Masjid M. Noor latif, secara berjemaah tanpa terkecuali.
Niat Pemerintah Kota Bima untuk mewujudkan dan mengimplentasikan terhadap nilai motto maja labo Dahu ini perlu diapresiasi dan didukung oleh semua pihak. karena nilai maja labo dahu adalah rintisan dan tetesan keringat para leluhur kita yang kuat terhadap nila-nilai religiusitas pada masing-masing personalitasnya. Pertanyaannya, apakah segampang itu motto maja labo dahu kita abaikan tampa makna?.
Harus diakui bahwa bergesernya tradisi motto maja labo dahu adalah kita sudah meninggalkan ajaran para leluhur yang kental dengan nilai-nilai keislammnya, leluhur kita adalah orang-yang sangat taat dengan ajaran agama. Salah satu terjadinya permasalahan saat ini, adalah sudah mengabaikan filosofi maja labo dahu.
Jika ASN itu bekerja sepenuh hati dengan motto maja labo dahu, maka tidak ada ASN yang malas masuk kantor. Tidak ada ASN yang berkeliaran dipasar raya dan pasar ama hami yang sempat direcok oleh Sat. Pol PP. Tidak ada ASN, yang menelantarkan keluarga semua ini adalah cermin prilaku yang harus diperbaiki.
Motto maja labo dahu dihari ulang tahun Pemerintah Kota Bima, agar semua aparatur pemerintah mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam motto maja labo dahu, tanpa terkecuali. Motto maja labo dahu harus dimaknai sebagai salah satu pegangan hidup oleh semua aparatur pemerintah Kota Bima, pengabdian sepenuh hati tanpa batas.
Jika motto maja labo dahu dielaborasi oleh seluruh stakeholder untuk diwujudkan dalam melaksanakan tugas sehari-hari maka akan mewujudkan masyarakat Kota Bima Baldatun thoyyibatun warobbun ghofur, Negeri yang baik dengan rabb Yang Maha Pengampun…!
Wallahualam bisawab
Fastabiqul khairat.
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
