Dikpora Kota Bima menyelenggarakan lokakarya 1 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke-9, Minggu (17/September/2023). Kegiatan yang dilaksanakan di aula SMPN 7 Kota Bima ini diikuti oleh 30 orang calon Guru Penggerak yang ada di Kota Bima. Hadir dalam kesempatan itu, perwakilan dari Balai Guru Penggerak Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ibnu Wahyu Riyadi, S.Pd,.M.Pd.
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Kadis Dikpora Kota Bima, Drs. Supratman, M.AP ini juga dihadirioleh Kasi Guru dan Tenaga Kependidikan KCD Dikbud Kabupaten dan Kota Bima, Fys Sahidah, pengawas, serta para Kepala Sekolah masing-masing calon guru penggerak.
Perwakilan dari Balai Guru Penggerak Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ibnu Wahyu Riyadi, S.Pd,.M.Pd dalam sambutannya menyampaikan, bahwa calon guru penggerak nantinya akan menjadi influencer yang bisa menggerakkan komunitas praktisi mulai dari mengidentifikasi, jika sekolah belum memiliki komunitas praktisi, dan mengembangkan komunitas praktisi yang sudah ada. Aktor utama dari sebuah komunitas praktisi dimulai dari kepala sekolah, guru dan juga pengawas sekolah. Melalui komunitas praktisi, para tenaga kependidikan dapat mengidentifikasi persoalan yang dihadapi serta solusi untuk meyelesaikan persoalan tersebut.
Hal senada juga diungkapkan Kadis Dikpora Kota Bima, Drs. Supratman, M.AP. Dalam arahannya, ia menekankan pentingnya peran guru penggerak dalam memimpin perubahan di sekolah. Menurutnya, Guru penggerak adalah motor penggerak dalam satuan Pendidikan. Membantu menggerakkan komunitas praktisi, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Pada kesempatan itu, Supratman juga mengharapkan para calon guru penggerak, mampu untuk terus mengikuti pendampingan yang dilakukan oleh balai guru penggerak, agar dapat meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid, sehingga di masa yang akan datang dapat mengatasi murid dengan berbagai keunikannya masing-masing.
Lokakarya kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi tentang komunitas praktisi yang dilakukan di kelas masing-masing. Pada sesi ini, para calon guru penggerak diajak untuk berdiskusi tentang apa itu komunitas praktisi, hingga peran masing-masing guru dalam komunitas tersebut. Selain itu, guru juga diajak untuk mengidentifikasi persoalan yang dihadapi di sekolah masing-masing, yang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah, serta solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Proses belajar pada Lokakarya 1 ini dikemas dengan sangat menarik, karena selain belajar para calon guru penggerak juga diajak untuk melakukan beberapa permainan yang menarik, untuk meningkatkan konsentrasi saat menerima materi.
Acara ini ditutup dengan semangat yang tinggi, dengan harapan bahwa para guru penggerak akan kembali ke sekolah mereka dengan semangat baru untuk menerapkan apa yang telah dipelajari dalam lokakarya ini. Dengan pengetahuan dan keterampilan baru yang dimiliki, mereka diharapkan dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Bima, serta membantu siswa meraih kesuksesan di masa depan. (ARNI)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
