Bima, Bimakini.com.- Sejumlah warga Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima meminta aparat Kepolisian Resort (Polres) Bima Kabupaten lebih selektif menerbitkan izin keramaian pada malam hari. Permintaan tersebut menyusul insiden perkelahian sejumlah pemuda setempat yang nyaris memantik pertikaian warga dusun Bajo Utara Desa Bajo dengan Desa Sarita.
Pemuda Dusun Bajo Selatan desa Bajo meminta aparat Kepolisian tidak sembarangan menerbitkan ijin keramaian pada malam hari, karena berpotensi menimbulkan masalah baru, terutama perkelahian atau perselisihan pemuda. “Kami minta aparat pada tingkat atas agar mengingatkan aparat Kepolisian di tingkat Kecamatan selektif memberikan ijin keramaian malam, karena kalau ada bentrok kasihan masyarakat yang tidak tahu, ujung-ujungnya jadi korban,” katanya di Bajo, kemarin.
Dikatakannya, beberapa bulan terakhir ini banyak sekali hiburan malam yang memantik konsentrasi massa, seperti acara orgen tunggal. “Kami sih tidak apatis dengan kebutuhan hiburan masyarakat, tapi masa iya acara orgen hampir setiap pekan. Saya juga menduga jangan-jangan tidak ada ijin khususnya dari aparat, jika begitu aparat harus sigap tertibkan,” harapnya.
Diungkapkannya, ketegangan antara desa Bajo dengan Sarita sejak Sabtu (15/9) bermula dari senggolan pemuda saat acara orgen tunggal malam hari dan berlanjut dengan perkalahian pelajar dari dua desa tersebut. Puncaknya, Sabtu sore, usai pertandingan sepakbola di desa Wadukopa, sekelompok pemuda dusun Bajo Utara dicegat pemuda desa Sarita hingga terlibat perkelahian.
“Gara-gara perkelahian segelintir orang imbas dari acara malam meresahkan juga kami warga Bajo Selatan. Padahal, secara umum kami warga yang masuk dan selama ini tidak pernah tahu berkelahi, apalagi bentrok,” katanya.
Desakan yang sama juga disampaikan warga lainnya, Ratna. Aparat Kepolisian diharapkan lebih bijak dan selektif mengeluarkan izin malam hari. “Kami lihat Sektor pembantu yang ada di desa kami juga belum maksimal perannya. Jika memang keramaian malam selama ini tidak ada izinnya mestinya diingatkan, karena kalau sudah timbul perkalihian dampaknya juga kena masyarakat,” katanya
Sebelumnya, Sabtu (15/9)sore, usai bertanding bola di desa Wadukopa sekelompok pemuda dusun Bajo Utara dicegat terlibat perkelahian dengan warga desa Sarita. Sejumlah informasi yang beredar, dua unit sepeda motor milik pemuda dusun Bajo Utara dirusak dan dibuang ke sungai. Namun, untungnya ketegangan tidak berlanjut, setelah satu mobil aparat Samapta Polres Bima Kabupaten mengawal kondisi di dua desa tersebut.
Insiden tersebut bermula dari senggol-senggolan pemuda dua desa tersebut saat acara orgen tunggal malam hari di wilayah Soromandi.
Ketegangan berlanjut Selasa (18/9) pagi, seorang pelajar SMA asal desa Sarita, diduga sengaja ditabrak dengan sepeda motor oleh pemuda dusun Bajo Utara hingga akhirnya harus dirawat di Puskesmas. Kejadian tersebut nyaris memantik insiden baru.
Sejumlah warga dusun Bajo Selatan dan Nanga Lere juga merasa kuatir. Sekitar pukul 18.30 WITA, satu truk aparat Samapta Polres Bima tampak berpatroli beberapa jam. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.