Bima, Bimakini.- Legislator yang satu ini disebutkan menjadi wakil rakyat termuda baik di Kota maupun Kabupaten Bima. Bahkan, jika dibanding legislator Milenial lainnya, Dia merupakan sosok yang menjadi magnet lantaran putra dari Bupati Bima dan langsung ditetapkan menjadi Ketua DPRD.
Ya, dia adalah Muhammad Putera Ferryandi yang juga adalah seorang jenateke atau sultan menggantikan mendiang bapaknya, Ferry Zulkarnain ST yang tidak lain adalah eks Bupati Bima.
Darah politiknya tidak diragukan lagi, lantaran kedua orangtuanya adalah Bupati Bima. Sebelum menjadi orang nomor satu di Pemkab Bima, bapak dan ibu nya juga pernah menjadi wakil rakyat. Mereka juga bernaung dalam partai besar berlambang beringin.
Meski tergolong baru didunia politik, sarjana ilmu politik dan pemerintahan Universitas Padjadjaran Bandung (UNPAD) tersebut, patut diperhitungkan. Dae Yandi, sapaan akrabnya menjadi legislator peraih suara terbanyak dari seluruh Dapil di Kabupaten Bima. Tak heran ia langsung ditunjuk menjadi ketua DPRD Kabupaten Bima.
Meski menjadi legislator termuda, Yandi mengaku tidak hanya berjuang untuk kawula muda. Melainkan seluruh elemen atau lapisan masyarakat dari berbagai kalangan.
Hanya saja karena usianya tergolong cukup muda, pria kelahiran 12 Desember 1995 tersebut tetap berjuang untuk kaum milenial. Ia menyarankan agar anak muda, lebih kreatif dan tidak takut untuk berkarya.
“Jangan memandang usia muda atau tuanya. Pandanglah ia apakah mampu berkarya atau berbuat apalagi untuk orang banyak. Ayo anak muda, bergerak,” ajaknya kepada Koran ini kemarin.
Karena diusia mudalah menurut Yandi, bisa mengembangkan bakat dan kemampuan sejak dini hingga nanti diusia matang, karir ataupun profesinya menjadi sama-sama matang.
Anak muda pun katanya, tidak boleh patah semangat jika mengalami kegagalan dan terus mencoba hingga menjadi sosok yang kuat, tegar dan percaya diri dalam segala hal.
Dalam karirnya di kancah politik ini, banyak yang meragukan kemampuan sulung dua bersaudara pasangan sultan dan permaisuri tersebut, jika merujuk dari latarbelakang keluarganya.
“Mereka yang memilih saya kemarin itu murni pendukung saya. Saya keliling melakukan silaturahmi tanpa orang tua ke pelosok-pelosok bima sejak lama. Bukan menjelang Pemilu saja,” ungkapnya.
Meski dia tidak bisa menampik nama besar orangtua dan keluarga istananya tersebut, namun ia mengaku ingin berjuang sendiri dan masyarakat melihat perjuangannya untuk lepas dari nama orang tuanya.
“Kalau hubungan darah saya tidak bisa hindari, tapi untuk Tupoksi dan jasa ini saya melakukan dengan sendiri,” tegasnya di kediamannya.
Kedepannya dia akan mencoba merangkul anak muda begitupun semua kalangan yang membutuhkan perannya sebagai legislator terlebih memegang jabatan sebagai seorang leader di lembaga legislatif.
“Do’akan Mada bisa berjuang memperjuangkan hak masyarakat Bima. Toh saya juga tidak sendirian, ada 44 anggota dewan lain yang membantu saya untuk lima tahun kedepan. Insha Allah,” pintanya dengan raut senyum khasnya. (Ikra Hardiansyah)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.