Kota Bima, Bimakini.com.- Penyuka trabas di Bima, terus bertambah. Hobi ini merambah hingga kalangan pejabat. Banyak jalur yang menjadi pilihan. Kini, warga Kelurahan Lelamase Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima, menyiapkan jalur baru. Jalan setapak menurun, sangat menguji adrenalin.
Jalur menuju puncak gunung Pundunence telah dibuka, khusus untuk jalur trabas. Suasana alam yang menunjang, akan memberikan suguhan sendiri bagi penyuka hobi ini. Karang Taruna dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) tengah mengerjakan jalur itu. Sebelumnya jalur menuju Puncak Pundu Nence hanya berjalan kaki.
Lurah Lelamase, Zainul Arifin, mengatakan warga tengah mengerjakan jalur terabas dari perkampungan hingga kaki gunung Pundunence. Pembukaan jalur itu menggunakan alat seadanya, anggaran bersumber dari swadaya.
“Alhamdulillah warga sangat bersemangat membuka jalur tersebut,” katanya di kantor Pemkot Bima.
Menurutnya, warga bersemangat membuka jalur ini, karena memberikan nilai ekonomis. Sebab ke depan pengunjung yang ingin ke Pundunence menggunakan sepeda motor harus membayar retribusi. Untuk menarik retribusi, di depan jalur akan dibuatkan portal dan pos penjagaan.
Di pos ini, petugas akan memeriksa kelengkapan pengunjung yang masuk dan keluar. Mengantisipasi pengunjung liar. “Jalur ini tidak bebas untuk dilalui warga, hanya klub motor resmi yang boleh turun,” tegasnya.
Menurut dia, adanya jalur ini akan menarik lebih banyak wisatawan, karena warga yang tidak mampu berjalan lama bisa berkunjung menggunakan motor.
Semakin banyak wisatawan, Pundunence akan semakin terkenal. Sebab banyak objek wisata di pegunungan ini yang belum terekspos.
Beberapa objek wisata di gunung ini, di antaranya pemakaman kuno dan meriam. Ini merupakan bekas benteng pertahanan. Kemudian hutannya masih asri.
Di puncak gunung ada pemandangan indah wilayah Kota Bima dan Kabupaten Bima. Uniknya di puncak Pundunence ada bunga edelweis empat warna. “Edelweis di Pundunence ada yang wana putih seperti di Gunung Bromo, Kuning seperti di Gunung Kerinci, Coklat seperti di Pegunungan Sumatera dan Merah itu tidak pernah ditemukan di Indonesia,” katanya.
Beberapa waktu lalu, jalur yang dibuka oleh warga setempat, dicoba oleh Komunitas HMQ Adventure dan komunitas lainnya. Namun, karena pertimbangan jalur yang sempat sehingga tidak semua mencoba. Saat itu, Wali Kota Bima menyerankan untuk diperlebar. Kini, jalur itu sudah dilebarkan dan menunggu penyuka trabas untuk mencobanya. (BK28)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.