Dalam waktu yang hampir bersamaan, agenda mutasi, rotasi, dan promosi, bakal dilakukan oleh Wali Kota Bima, HM Qurais, dan Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri. Keduanya bikin gemas. Terutama bagi mereka yang sedang menjabat dan bakal diorbitkan. Hangatnya pembahasan di level publik, lesehan minum kopi dan teh, juga di antara aparatur pemerintah semakin membangun rasa penasaran membuncah. Ada juga status dan foto-foto yang diunggah di Media Sosial (Medsos) seperti Facebook.
Nah, beredarnya foto-foto sejumlah pejabat eselon II dan II Kabupaten Bima yang masuk di dalam gerbong mutasi versus rotasi, semakin menghangatkannya. Ada yang memrediksi si A dan si B bakal tergusur, sedangkan si C dan si D disiapkan untuk naik. Ya, semacam mutasi versi Medsos. Apakah prediksinya bakal sama dengan fakta nanti? Kita tunggu untuk membandingkannya.
Apa yang terjadi sesungguhnya justru membangun ketidaknyamanan tubuh birokrasi. Ada sejumlah Facebooker yang seolah “berkuasa” dan mampu memetakan seseorang pada posisi tertentu. Landasannya adalah ‘kontribusi para pejabat setempat dalam kompetisi Pilkada 2015 lalu’. Mereka yang dianggap berkontribusi dipertahankan atau diorbitkan, namun yang tidak termasuk kelompok bakal tergusur.
Soal mutasi ini, sebaiknya membiarkannya menjadi hak prerogatif Bupati atau Wali Kota. Masyarakat selayaknya berharap penuh agar sosok yang menangani SKPD benar-benar tepat (kompeten) pada bidangnya dan sesuai dengan kondisi serta tantangan saat ini. Intervensi sejauh mungkin dihindari.
Lepas dari itu, jika benar foto-foto yang ditampilkan merupakan “kelompok kita dan kelompok mereka”, maka mengonfirmasi apa yang selama ini dicurigai. Apakah dari kelompok yang diisukan dimutasi ataukah diorbitkan. Sama saja! Ada semacam gerakan bawah tanah dari para birokrat yang bergerilya dalam momentum Pilkada—suatu eksprimen politik yang sejatinya wilayah yang tidak boleh disentuh. Kondisi semacam ini memang muncul pada edisi perdana mutasi.
Sekali lagi, biarkan suasana birokrasi adem-ayem, sambil pejabat menuntaskan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Publik (Facebooker) jangan menabur ketidaknyamanan dan upload isu yang menambah kental memori suasana kompetisi, karena bisa kontraproduktif dengan harapan bersama. Ya, Bima yang Ramah!
Hentikan mutasi Medsos! Biarkan suasana tenang, mengondisikan atmosfir nyaman bagi Kepala Daerah agar bisa membuat pilihan cerdas. Suatu opsi yang sejatinya harus bermuara pada the right man/woman in the right place dan moment. Bagaimana pendapat Anda? (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.