Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Umat Islam harus Waspadai Sifat Sombong!

Bima, Bimakini.com.- Manusia memiliki sifat dan sikap buruk yang melekat jika tidak dilawan atau ditepis. Perilaku itu sangat membahayakan, karena bisa meruntuhkan amal ibadah, meskipun seseorang itu masuk pada level ulama sekalipun. Sikap itu adalah kesombongan. Demikian diingatkan Ahmad Ishaka, khatib shalat Jumat (10/8) masjid An-Nuur Bajo Soromandi Kabupaten Bima.

Dikatakannya, sesuai yang diriwayatkan Rasulullah SAW, sikap sombong adalah dosa pertama dari penyakit hati yang sangat berpotensi melekat pada manusia, sekalipun level ulama. Bahkan, akibat sikap sombong itu yang menyebabkan syaitan dilaknat dan dilempar keluar Allah SWT dari syurga. “Pada zaman Rasulullah, duduklah seorang ahli kejahatan, tukang minum-minum, segala dosa dan kejahatan pernah dia lakukan dengan ulama yang paling rajin ibadahnya dengan harapan kecipratan hidayah dari ulama tadi. Namun, ulama, merasa jika, hingga akhirnya dosa penjahat tersebut diampuni Allah, sedangkan segala amal ulama tersebut juga dihapus Allah,” katanya.

Dijelaskannya, kesombongan disebabkan empat perkara, yakni karena ilmu, amal, keturunan (strata sosial),  dan harta. Umumnya, saat ini banyak manusia merasa sombong karena ilmunya atau tingkat pendidikan, sehingga menganggap rendah orang lain. Padahal, yang demikian sangat berbahaya. Ada juga yang sombong karena merasa paling banyak amalnya atau  lantaran sudah sering beribadah dan selalu meninggalkan larangan.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Diingatkannya, orang yang sombong sudah dipastikan Allah akan masuk neraka dan diberi minum nanah luka bakar dari penghuni neraka. “Kesombongan karena ilmu sangat berbaya, itu harus disadari oleh umat Islam, tapi ini bukan berarti dilarang menuntut ilmu. Sesuai yang diriwayatkan langsung Rasulullah, dalam ilmu melekat sifat sombong, demikian juga dalam amal, maka kita harus melatih hati agar sikap itu tidak subur,” katanya.

    Sifat sombong yang tidak kalah membahayakan iman, yakni sombong karena keturunan (strata sosial). Bahkan, hingga saat ini dalam masyarakat banyak memilah-milah kedudukan berdasarkan golonga. Padahal, dalam agama Islam, hal seperti itu sangat dilarang karena menyuburkan kesombongan.

Dijelaskannya, kesombongan terakhir yakni karena kekayaan. Manusia harus menyadari setiap harta itu merupakan titipan Allah. Seperti yang ditegaskan dalam Al-Hadis dan Al-Quran, tidak akan masuk surga orang ada kesombongan dalam hatinya walau sebesar biji sawo.

“Demikian juga sebaliknya dijanjikan surga bagi orang yang tidak memiliki kesombongan walaupn dalam hatinya sebesar biji sawo kebaikan,” katanya. (BE.17)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kondisi musim kemarau (panas) belakangan ini  terasa pada aktivitas masyarakat. Selain berdampak pada kehidupan manusia, juga  berpotensi terjadi kebakaran  pada permukiman maupun...

Pendidikan

Bima, Bimakini.com.- Program pemberian tunjangan profesi menjadi sorotan 3,7 juta guru di Indonesia. Hal itu setelah munculnya kabar akan dihapuskan oleh Mendikbud Muhajir Effendy....

Pemerintahan

Bima, Bimakini.com.-Sekitar 58 desa di Kabupaten Bima akan menggelar pemilihan kepala desa (kades) secara serentak. Momen Pilkades harus dipandang sama dengan Pemilihan Kepala Daerah...

Pemerintahan

Dompu, Bimakini.com.- Pemuda diharapkan meningkatkan wawasan kebangsaan, juga sebagai elemen menjaga harmoni kehidupan bangsa. Saat ini, banyak yang bisa memengaruhi cara berfikir dan bertindak...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.com.- Fenomena kembalinya faham komunis mulai merebak  pada sejumlah daerah, termasuk wilayah Kabupaten Bima.  Meski Kota Bima tidak ditemukan sejumlah lambang komunisme,...