Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Asap Masih Mengepul di Godo

Rabu (3/10) pagi, sehari setelah 88 rumah warga dusun Godo Desa Dadibou hangus dibakar massa, asap masih mengepul dari rumah yang tara dengan tanah. Bara sepertinya masih tersimpan dibalik abu.

Seorang perempuan tua terlihat sibuk membersihkan sisa puing bangunan rumahnya yang dibakar. Harta benda tidak ada yang diselamatkan, karena diluar dugaan. Peristiwa Selasa siang kelabu, mengguratkan perih yang dalam.

Hajjah Ramlah, membantu suaminya membersihkan genting rumah yang pecah berhamburan. Siang sebelum pristiwa itu terjadi, mengungsi ke rumah kerabatnya di desa lain. Rumah hanya ditutup, tidak ada yang dibawa pergi, karena ada jaminan dari aparat keamanan, jika kampungnya akan aman.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Uang 70 juta rupiah, ludes, emas puluhan gram, juga gabah hasil panen,” katanya pasrah.

Disamping rumahnya, asap dari gabah yang terbakar terus mengepulkan asap.

Sudah dua hari mengepul, bangunan rumah permanen yang ditinggalinya 80 persen terbakar. “Saya berharap pemerintah mau membantu untuk ganti rugi. Tidak sedikit untuk membangun rumah kembali,” ungkapnya dengan penuh harap.

Hajjah Saodah, saudara kandung Ramlah, sepertinya cukup kesal dengan aparat yang membiarkan massa bergerak leluasa membakar perkampungan. “Mereka mendobrak rumah, masuk dan membakarnya,” ujarnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Diherankannya, mengapa aparat tidak melepaskan senjata untuk menghalau, agar massa tidak mengamuk. “Polisi yang banyak kenapa tidak meletupkan senjata,” herannya.

Tidak hanya Ramlah, yang merasakan pedihnya musibah ini. Namun juga ibu-ibu yang lainnya meratapi rumah yang telah rata dengan tanah. Seorang perempuan, terlihat menangis, meratapi bangunan rumahnya yang hanya menyisakan abu.

Tangis tidak berhenti, ketika Gubernur NTB, KH Zainul Majdi, Kapolda NTB, Brigjen Muh Iriawan, SH, MM, MH, Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST, serta Muspida, meninjau lokasi perkampungan.

Sekelompok warga Godo, duduk dibalai pinggir jalan. Mereka membagi cerita kesedihan. Tentang tidur selamat yang tidak nyenyak. Mata yang tidak mau terpejam.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Sudah tiga hari saya tidak tidur,” ujar seorang pemuda setempat kepada kawannya.

Hajji A Bakar, warga Godo lainnya, juga hanya bisa mengelus dada. Rumahnya hangus terbakar, meski tembok masih berdiri, namun atap telah bersujud di tanah. Seperrti lainnya, tidak ada yang diselamatkannya.

Uang miliknya Rp100 juta dan uang anaknya Rp106 juta, ikut terbakar. “Lihat sendiri, masih ada bekas uang yang terbakar, juga dengan ikatannya,” ujarnya.

Bupati Bima datang, dia ikut duduk bersila, bahkan berhadapan.  Dilepaskannya sedih yang menyesakkan dada. Tentang rumahnya, tentang hartanya dan juga kesedihannya atas tindakan massa membakar kampung.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Bahkan ketika Gubernur NTB keliling memantau keadaan rumah yang dibakar, tidak hentinya A Bakar melepaskan kekesalannya. Warga lainnya pun melapaskan amarah dengan memblokade jalan. Akibatnya arus kendaraan yang melintasi Godo mati total, pengendara harus memutar arah melewati Tente dan Cabang Desa Pandai.

Pohon-pohon yang berada dipinggir jalan ditebang, batu, kayu dan lainnya digunakan memblokade jalan. Tidak ada kendaraan yang bisa melintas.

Bahkan Rabu pagi, terjadi ketegangan antara warga dan aparat kepolisian. Mereka menolak polisi masuk perkampungan, lantaran dianggap tidak bisa memenuhi janji mengamankan rumah-rumah mereka.

“Kami hanya percaya pada TNI dan kami mengapresiasi apa yang sudah mereka lakukan. Kami minta Kapolres dicopot. Karena sebelum kejadian, berjanji akan pasang badan menghadang massa,” kata Irwan kesal.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Itu telah menjadi kesepakatan warga dan keputusan yang harus mereka jalankan. Namun, mereka sedikit lega, ketika pemerintah Kabupaten Bima dan Pemerintah Provinsi NTB, menjanjikan akan membangun rumah mereka lagi. (tim)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Asap mengepul di wilayah teluk Bima, Selasa (22/10) sekitar pukul 13.00 Wita, tidak menggangu arus lalulintas penerbangan pesawat di Bandara Sultan Muhammad...

Pendidikan

Bima, Bimakini.com.- Selain bertugas mengatur lalulintas, Sat Lantas Polres Bima juga peduli  terhadap  kegiatan lainnya. Seperti saat ini,  dalam kegiatan Polisi Peduli Pelajar. Mereka...

Peristiwa

Perairan laut selatan, khususnya di Kecamatan Langudu menyimpan daya tarik luar biasa.  Pantai Pusu Desa Pusu, memang sebelumnya cukup terisolir. Menjamah tempat ini, jalurnya...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.com.-      Pemerintah Kabupaten Bima sudah menerapkan lima hari kerja sejak sebulan terakhir. Pemantauan terhadap kepatuhan Satuan Kerja Perangkat daerah dan Unit Pelaksana ...

Peristiwa

Bimakini.com.- Terminal menjadi titik pertemuan masyarakat pengguna layanan transportasi. Tidak hanya masyarakat lokal juga para pendatang yang menggunakan layanan terminal. Karena itu, terminal harus...