Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Ulama: Masyarakat Mesti Cerdas Menyikapi Isu

Bima, Bimakini.com.-Sesepuh Nahdatul Ulama (NU) Kota Bima, Drs. H. Ramli M. Ali, mengingatkan pesan layanan singkat (SMS) yang beredar di tengah masyarakat soal penculikan  anak harus disikapi secara cermat. Jangan sekali-kali mudah terprovokasi oleh hasutan oknum yang tidak bertanggungjawab. Pada prinsipnya informasi itu bisa benar dan bisa juga salah sehingga mesti diverifikasi lagi.

Lalu apa yang seharusnya dilakukan? Menurut Ramli, tindakan cerdas adalah mencari tahu kebenaran isu, berita, dan sumbernya. Apakah orang yang menyampaikan berita itu dapat dipercaya atau sering berbohong.
“Bertindak gegabah akan berakhir penyesalan. Karena itu, nafsul amarah harus diredam dengan kesabaran dan ketelitian. Biarkan aparat hukum yang memroses orang yang bersalah dan bukan masyarakat yang menghakimi meski orang itu bersalah,” ujarnya di masjid Nurul Islam Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur, Rabu (24/10).
Katanya, jika datang berita dari orang-orang yang fasik dan tidak bertanggungjawab, maka janganlah cepat memercayainya. Karena kebanyakan kabar itu lebih banyak bohongnya dibandingkan yang benar. Maka berhati-hatilah dalam memercayainya, nanti  kalian akan menyesal dan termasuk golongan orang-orang bodoh.
Saat ini, katanya, isu sesat itu sangat mudah tersebar kemana-mana, tinggal bagaimana masyarakat cerdas menyikapinya. Kalau nafsu amarah yang dikedepankan akan hancur, karena memang nafsu itu selalu menyesatkan dan menyengsarakan orang, sedangkan Islam selalu mengedepankan salam perdamaian.
    Umat Islam di manapun, katanya, adalah saudara dan saling mendoakan. Bukan saling memfitnah karena fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Tidak ada orang Islam yang berpikiran tidak baik, apalagi melakukan tindakan tidak manusiawi. Semua itu muncul secara sporadis karena adanya dorongan lain yang memobilisasi massa berdasarkan kepentingan lain. “Saya tidak tahu apa motif dibalik kejadian itu,” kata mantan Bagian Fatwa MUI Kabupaten Bima ini.
Namun, katanya, umat Islam perlu menyadari bahwa Islam tidak pernah mengajarkan tentang membenci etnis. Pergaulan umat Islam adalah mendunia, tidak ada sekat sempit, apalagi membenci satu dengan lain karena perbedaan etnis.
Umat Islam adalah ummatan wahidah yakni umat yang satu dan saling menyayangi karena masing-masing mengucapkan dua kalimat syahadat.
    Hal senada dikemukakan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima, H. Abdullah H. Ibrahim. Katanya, Islam sebagai agama rahmatan lil alamin senantiasa menjunjung tinggi perdamaian dan tidak membedakan antara satu suku dengan suku yang lain.
“Kita jadikan peristiwa yang telah terjadi sebagai pelajaran, semoga kita akan lebih baik lagi dalam menata pergaulan hidup dengan lebih mengedepankan perdamaian,” katanya.
    Pimpinan Pondok Pesantren Al-Malyki Kecamatan Woha, Drs. H. Fitrah Abdul Malyk, mengaku prihatin dengan munculnya korban karena terprovokasi SMS menyesatkan seperti yang terjadi di pulau Lombok. Dia meminta agar Pemprov NTB menyikapi bijak kasus itu dan tidak menonjolkan sentimen golongan. Pemerintah diharapkan mengatasi kondisi itu dengan membangun komunikasi bersama sejumlah komponen. Masyarakat dimintanya menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.
    Diingatkannya, warga NTB umumnya adalah Muslim sehingga semua masalah mesti dikembalikan pada sisi agama. Agama Islam melarang umatnya bermusuhan, tetapi diharapkan membangun  perdamaian.  Semestinya, pada bulan haram dilarang saling gontok-gontokkan dan menghasut, tetapi justru menekan amarah, menahan ego, nafsu dan emosi. “Bulan haram seharusnya kita ‘sembelih’ nafsu dan ego, karena agama mengajarkannya,” katanya melalui telepon seluler, Rabu malam.         
    Sekretaris MUI Kota Bima, H. Ahmad, S.Ag, menilai isu penculikan yang tersebar  itu merupakan perbuatan oknum yang berupaya mengacaukan kondisi daerah. SMS itu sengaja disebar dengan modus menciptakan agitasi atau adu domba masyarakat (anamimah).
    Menyikapi fenomena ini, katanya, para ulama harus benar-benar tampil mencerahkan masyarakat, jangan sampai terprovokasi dan cepat memercayai isu tersebut. “Ini berbahaya, karena akan menjurus pada emosi masyarakat sehingga terjadi penghakiman (main hakim sendiri),” ujar Ahmad di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Husayni, Rabu.
    Diakuinya, mengantisipasi kemungkinan terburuk dari isu SMS yang sudah memasyarakat tersebut, pihaknya sudah menghelat pertemuan. Ada beberapa langkah-langkah yang disepakati, antara lain lembaga-lembaga agama harus berkontribusi menyosialisasi dan mencerahkan masyarakat. Apalagi, di Bima saat ini lagi santer isu santet dan isu SMS penculikan anak tersebut.
    Dikatakan Ahmad, pihak MUI Kota Bima bersama LDMI telah mengagendakan khutbah Jumat selama dua pekan dengan topik bahaya anamimah dan implikasinya. Maksudnya, bagaimana anamimah dipahami, jangan sampai menyesal ketika sudah terjadi.
“Kami mengharapkan peran semuanya untuk mencerahkan masyarakat agar tidak mudah terpancing dan terprovokasi dengan isu yang tidak benar,” katanya. (tim/*)

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Tabligh Akbar yang digelar di Masjid Agung Al-Muwahidin Kota Bima berlangsung meraih. Ribuan jamaah memadati masjid tiga lantai itu. Jamaah “dibakar”...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kegiatan Tabligh Akbar bertema ‘Shalat Subuh Berjamaah dan Maghrib Mengaji Menuju Kejayaan Umat dan NKRI’ digelar di Masjid Agung Al-Muwahidin Kota Bima,...

Pendidikan

Kota Bima, Bimakini.com.- Sebanyak 10 regu Cerdas-Cermat Antar-Santri tingkat SMP dan SMA Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Furqan Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima,...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Pendukung pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bima, Indah Damayanti Putri dan Dahlan M Noer, memadati arena  rapat terbuka di lapangan...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Kondisi kekinian roda pemerintahan Kabupaten Bima dinilai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bima, Ady Mahyudi-A Zubair, merosot. Hakikat  pemerintah menjadi pelayan bagi...