Jika Anda pernah punya persepsi masyarakat di dataran tinggi Kecamatan Wawo berkarakter karakter kalem dan jauh dari lilitan masalah sosial serius, kini bangunan kukuh persepsi itu mesti segera di-set ulang.
Fenomena sosial di Wawo sejak beberapa tahun terakhir dalam arus dinamika yang menawarkan warna lain. Mereka telah mengontribusi sejumlah masalah. Sebut saja, siswa yang hamil, dugaan keterlibatan warganya dalam kasus Narkoba, senjata api rakitan, dan aborsi.
Fakta itu menarik karena telah menggiring persepsi publik luar wilayah itu berbeda dengan sebelumnya. Ya, diakui atau tidak, masyarakat Wawo telah menemukan ‘maqam baru’ dari ditengarai keluar dari pakem aslinya. Masyarakat yang masih satu keluarga besar dan selama ini sepi kasus. Ada yang menyatakan menjadi aparat keamanan yang bertugas di Wawo, jauh lebih gampang ketimbangan Woha, Belo, Lambu, dan Sape. Meski kemunculan kasus tidak sebanyak di wilayah lain, namun apa yang muncul adalah kasus berskala menguatirkan.
Kita mengharapkan agar kecenderungan perubahan perilaku masyarakat itu menjadi atensi khusus oleh para tetua adat dan pemerintah kecamatan. Mesti ada satu forum yang mampu membaca tanda-tanda itu, kemudian mencari solusi untuk bahan antisipasi ke depan. Wawo menarik dijaga dalam peta dinamika sosial Mbojo. Komunitas dengan tipelogi wilayah seperti itu diharapkan menjadi benteng moralitas yang bisa dijadikan contoh. Nah, ketika serbuan arus global disertai sergapan teknologi dan informasi menyeruak, maka kaum muda yang tidak memiliki pegangan kuat bisa kelimpungan. Mereka terjebak arus ke arah yang negatif.
Tugas besar kaum tua dan pemerintah adalah mengamankan arah pergerakan dinamika agar tetap dalam koridor. Sorotan terhadap Wawo menunjukkan bahwa ada harapan besar terhadap mereka untuk tetap menjadi komunitas yang mencerahkan. Semoga. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.