Kota Bima, Bimakini.com.- Aksi perampokan kembali terjadi di jalan lintas Oi Mbo-Ntonggu, So Mpori, Kota Bima pada Rabu (22/5) sekitar pukul 18.00 WITA. Korbannya Ratih Pratiwi (21) mahasiswi asal Desa Ntonggu Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima. Para pelaku membawa kabur sepeda motor jenis Yamaha Mio, telepon seluler, dan dompet korban.
Tidak hanya itu. Perampok yang diduga lebih dari satu orang itu menyekap korban dan meninggalkannya di tengah semak-belukar. Setelah itu membawa semua barang berharga.
Usai kejadian, keluarga korban yang menerima informasi langsung melaporkan ke Kepolisian Sektor Rasanae Timur.
Kepada penyidik Kepolisian, korban yang terlihat trauma menceritakan saat itu dirinya hendak kembali ke desanya usai pulang kuliah. Seperti biasa, selama dua tahun terakhir ketika pulang kuliah korban selalu melalui jalan lintas Oi Mbo tersebut. Jalan alternatif itu dilalui untuk menghemat waktu, karena jaraknya lebih dekat.
Meski kondisi jalan selalu terlihat sepi, ceritanya, tetapi selama ini belum pernah mengalami kejadian apa-apa, seperti dihadang dan dirampok. Ketika korban pulang hari itu pun tidak memiliki firasat apapun dan pulang tanpa rasa takut, karena telah terbiasa.
Namun, katanya, naas tidak disangkanya menjelang malam itu tiba-tiba dihadang empat perampok yang keluar dari semak-belukar pegunungan itu. Keempatnya membawa senjata tajam, bahkan ada yang membawa senjata api kemudian mengancam agar menyerahkan semua harta-benda.
“Saat itu, saya langsung diancam dengan pisau Pak, lalu saya diseret dan diikat disemak pegunungan,” kisahnya sedih.
Merasa terancam, Ratih mengaku tidak berani melawan sedikit pun, apalagi saat itu diancam akan dibunuh apabila berteriak. Lokasi penyekapan korban berjarak sekitar 15 meter dari jalan raya. Usai disekap korban ditinggalkan begitu saja, sementara telepon seluler, dompet dan sepeda motor dibawa kabur.
“Jumlah pelaku empat orang, menggunakan dua motor, ciri-ciri pelaku yang memegang senjata api, gemuk, kulit warna hitam,” ungkapnya.
Setelah itu, Ratih mengaku berteriak meminta pertolongan kepada warga yang melintas, tetapi karena jalanan sepi tidak satupun yang mendengar. Korban pun berusaha melepaskan ikatan dan dengan kekuatan yang tersisa berjalan kaki sendiri mencapai rumah sepanjang 4 kilometer dari lokasi. “Saya jalan sendiri Pak dari lokasi sampai ke rumah,” katanya.
Beberapa saat setelah menerima laporan, sejumlah petugas Kepolisian langsung mengolah lokasi kejadian. Saat itu, Polisi mendapatkan helm yang dibuang, kemudian kain yang diduga digunakan menyimpan peluru senjata api dan sejumlah bukti lainnya. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.