Bima, Bimakini.com.-Arti keberadaan gili atau pulau antara di Bima dengan Lombok cukup mencolok. Jika di ‘Pulau Pedas’gili begitu dirawat hingga menarik perhatian wisatawan dan menjadi sumber pendapatan asli daerah,termasuk menghidupkan ekonomi masyarakat. Tidak demikian halnya dengan di Bima, sejumlah tempat wisata tampak tidak terawat seperti halnya Pulau Kambing yang terletak di teluk Bima.
Kondisi tersebut memantik keprihatinan sejumlah warga dan mahasiswa. Bayangkan saja sepanjang pantai di pulau tersebut “disesaki” sampak plastis dan batang kayu. Selain itu, jalur tangga menuju dua bagian puncak gili ditumbuhi vegetasi atau semak belukar. Kondisi tambatan perahu (boat) pun tidak jauh berbeda, memrihatinkan. Kini, sudah lenyap “dimakan” usia.
Hal yang lebih parah, tiga tangki minyak yang terbuat dari baja murni peninggalan pejajah Nipon, raib tanpa penjelasan dari pemerintah maupun aparat penegak hukum. Lantas siapa yang mesti bertanggung jawab?
Warga Soromandi, Salmah, mengaku prihatin terhadap kondisi pulau Kambing yang nyaris tidak pernah dirawat atau ditangani dinas terkait. “Kami yang tinggal di sekitar lokasi sangat sedih melihatnya, padahal dulu tempatnya bersih. Dulu ada brugak, ada WC, tempat tambatan perahu, tangki minyak kuno, tetapi sudah beda drastis. Mestinya ada perhatian dari Dinas Pariwisata, ndak dibiarkan seperti sekarang,” katanya di Soromandi, Minggu (3/11).
Guru Biologi SMPN 4 Soromandi ini berharap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata segera memerhatikan kondisi Pulau Kambing. Setidaknya memogramkan penataan jika memang tidak memiliki alokasi anggaran untuk membangun fasilitas pendukung.
“Sekarang ini kan Pulau Kambing jadi pulau hantu. Sangat jarang orang ke sana, karena kondisinya memang tidak terawat. Vegetasi-vegetasi tinggi tumbuh di jalan jalur menuju puncak bukit. Padahal,pulau naik ke puncak Pulau Kambing bisa menyaksikan keindahan teluk Bima dari segala arah,” katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan mantan pengurus Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala), Indah. “Kalau untuk menata kembali, sebenarnya pemerintah nggak perlu banyak keluar uang, tinggal mengerahkan saja sumber daya yang ada. Mungkin mahasiswa atau pegawai dengan menggelar Jumat Bersih atau bakti sosial,” katanya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.