
ilustrasi/ sumber: indocropcircles.wordpress.com
Bima, Bimakini.com.- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bima bakal merilis album lagu Bima berjudul “Doro Tambora”. Lagu tersebut akan diterjemahkan dalam tiga bahasa, Bima, Indonesia, dan Inggris.
Hal itu untuk memromosikan, sekaligus mengenalkan wisata sejarah letusan Gunung Tambora pada dunia internasional. Selain itu, menyambut kegiatan dua abad letusan Gunung Tambora.
Lagu yang bertema wisata Gunung Tambora dan beberapa tempat wisata di Bima nanti akan dijadikan souvenir bagi pengunjung. Melalui kepingan Compact Disk (CD) lagu tersebut, masyarakat dunia dapat melihat langsung dalam video lagu keindahan Gunung Tambora dan objek wisata di Bima.
Kepala Disbudpar Kabupaten Bima, Drs Syafruddin H Ahmad, Senin (17/11/2014) mengatakan lagu-lagu Bima dalam album “Doro Tambora” merupakan karya pegawai Disbudpar. Dalam dalam albumnya tidak saja mengisahkan Gunung Tambora, juga berbagai objek wisata lain yang ada di Bima. Seperi lagu Juki Toi, Ua Pu’a, Nisa Mbe’e, dan lainnya.
Dijelaskannya, ide pembuatan lagu itu muncul dari dua pegawai Disbudpar, Anwar selaku pencipta lagu dan aransemen sekaligus penyanyi Edy Sirajudinsyah atau dikenal Edi Rakatesa. Keduanya membuat sekaligus mengaransemen dan membuatnya dalam tiga bahasa, yaitu Bima, Indonesia dan Bahasa Inggris.
Tujuan pembuatan dalam tiga bahasa, karena album itu dijadikan souvenir bagi tamu dan pengunjung. “Lagu sudah selesai, tinggal pembuatan video klipnya,” terang Syafruddin.
Melalui album lagu-lagu Bima yang dialihbahasakan itu, diharapkannya wisata Gunung Tambora dapat diketahui oleh masyarakat dunia dan berdampak pada pengembangan pariwisata ke depan. “Kita mau Gunung Tambora menjadi destinasi pariwisata di NTB ke depan,” ujarnya.
Pencipta Lagu, Anwar, menambahkan, lagu Bima mengusung tema Gunung Tambora lahir dari ide bagaimana kegiatan dua abad letusan Gunung Tambora menjadi batu loncatan untuk promosi wisata Kabupaten Bima. “Maka diciptakan lagi bertema wisata bergenre pop,” katanya.
Edy Sirajudinsyah menambahkan, biasanya lagi Bima saat ini identik dengan goyangan dan bahasa kasar. Namun, kini mencoba menyampaikan pada masyarakat bahwa Bima itu dalam budayanya adalah masyarakat yang santun dalam bertuturkata maupun bersikap.
Melalui lagu tersebut disampaikan pesan, orang Bima yang plural, menghormati semua, dan taat terhadap petuah dan perkataan orangtua.
“CD-nya nanti pasti akan dipromosikan secara luas,” ujar Edy dan menambahkan lagu tersebut dibuat dalam waktu tiga bulan. (BE32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
