Bima, Bimakini.- Seorang guru merupakan segalanya bagi siswa di sekolah. Seorang guru memang layak digugu ilmunya, digugu sikapnya, dan ditiru kemampuannya. Oleh karena itu, ujian seorang guru ada di ruangan kelas. Bukan pada gaya dan penampilan di luar kelas.
Hal itu dikemukakan Kepala SMPN 1 Wawo, Mulyadin HAR, SPd, MPd, saat pertemuan dengan guru Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMP Kabupaten Bima di SMPN 1 Wawo, Kamis (13/10/2016).
Seorang guru, kata Mulyadin, tidak boleh terlihat lemah di depan siswa. Apalagi, terlihat lemah dalam keilmuan, strategi mengajar, dan lainnya. Seorang guru sebelum masuk ruangan kelas telah merancang proses pembelajaran melalui pembuatan RPP.
“Itu dilakukan sebagai strategi pembelajaran agar tidak ngawur dan keluar rel saat mengajar,” ujarnya.
Pertanyaan selanjutnya, mampukah guru merancang, kemudian melaksanakan hingga mengevaluasi dirinya menjadi guru yang baik? Hal itu penting agar guru menyiapkan diri melalui pengaturan strategi. Mereka sudah merencanakan pada menit kesekian harus menyampai materi ini dan itu hingga menutup pembelajaran pada menit kesekian.
“Jadi tidak ngawur dan keluar rel saat mengajar, hingga anak-anak sama sekali tidak mengetahui titik kelemahan guru mereka saat mengajar,” katanya.
Dia berharap melalui pendampingan itu, guru semakin memahami Kurikulum 2013 dan mampu mengimplementasikan saat proses belajar-bengajar.
Hal senada dikemukakan Koordinator dan Instruktur Kurikulum 2013 Kabupaten Bima, Eddy Ilhamsyah, SPd. Kelemahan guru dalam Kurikulum 2013 adalah belum memiliki kemampuan yang sama dalam menyusun perangkat pembelajaran, sehingga masih ada guru yang meng-copypaste RPP guru lain.
Karena itu, katanya, tujuan pendampingan ini adalah memberdayakan guru agar bisa menyusun RPP sendiri. Sekaligus mampu mengimplementasikan dalam kelas sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih.
“Kita harapkan guru mampu menyusun RPP dengan baik dan benar,” katanya. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.