Bima, Bimakini.- Banjir bandang yang melanda Kecamatan Wawo, Rabu lalu, adalah yang terbesar sepanjang sejarah di daerah dataran tinggi itu. Dampaknya bukan hanya menghanyutkan sembilan rumah, tetapi juga merusak puluhan rumah. Belum terhitung yang rusak ringan dan kerugian lainnya.
Namun, ada yang mengusik dan menambah kesedihan bagi korban banjir bandang. Seperti yang dialami Nurul Huda. Gadis yang ditinggalkan kedua orang tuanya ini hidup sendiri pada rumah 12 tiang. Sebagian rumahnya telah hanyut, sedangkan sebagian lainnya rusak berat dan sulit diperbaiki karena banyak yang patah.
Namun, dia kecewa hingga tidak kuasa menahan tangis karena tidak mendapatkan bantuan dari Bupati Bima senilai Rp5 juta. Ada beberapa rumah permanen yang tidak rusak dan tidak hanyut, karena hanya digenangi air, tetapi kebagian bantuan.
“Saya sangat sedih, karena dua tetangga mendapatkan bantuan itu. Saya dicuekin saja, hati saya perih dan sedih,” ujarnya saat menatap puing-puing rumahnya di RT 01 Desa Maria Utara Kecamatan Wawo, Minggu (1/1/2017).
Saat anggota DPRD Provinsi NTB, Dra Hj Wartiah, memberikan bantuan pakaian dan Sembako, Nurul mengeluhkan hal itu. Bahkan, kepada kepala Desa Maria Utara dan Camat Wawo. “Saya berharap jika bantuan diberikan langsung saja melihat kondisi korban agar bantuan itu tepat sasaran,” katanya.
Kepala Desa Maria Utara, Syamsudin, mengaku sudah mencatat semua warga korban banjir bandang sebanyak 38 orang. Lima rumah yang hanyut, belasan rumah yang rusak berat, dan belasan rumah juga yang rusak ringan. Namun, saat diserahkan bantuan itu di Pesanggarahan Oi Wobo, Nurul Huda tidak kebagian bantuan itu. Justru rumahnya baik-baik saja mendapatkan bantuan.
“Saat itu yang bersangkutan tidak ada di tempat, sehingga bantuan itu tidak sampai,” katanya.
Saat itu, terangnya, upati menyarankan agar bantuan itu diutamakan kepada rumah yang hanyut, tetapi realisasinya ternyata banyak yang mendapatkan bantuan itu tidak sesuai yang diinginkan Bupati. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.