Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Sampah Menumpuk di Jembatan Rasabou-Kara


Kondisi jembatan penghubung Desa Rasabou dan Kara.

Bima, Bimakini.- Tingkat kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya tergolong minim. Seperti yang tergambar di Desa Rasabou Kecamatan Bolo. Warga setempat  masih saja membuang sampah di jembatan penghubung Desa Rasabou dan Kara.

Padahal, Pemerintah Desa (Pemdes) setempat sudah melarangnya.

Sekretaris  BPD Rasabou, Syarifudin, Amd, menjelaskan sampah  dikumpulkan di depan jalan raya agar bisa diangkut oleh petugas Kebersihan dan Persampahan Kecamatan Bolo. Selanjutnya   dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Syarifudin mengaku sering melarang  warga agar tidak membuang sampah di jembatan itu.  Tidak saja melalui pengumuman lewat masjid, setiap ada kegiatan desa selalu disampaikan. Namun, hal itu tidak dihiraukan warga.

“Saya lihat langsung warga buang sampah di jembatan itu tengah malam. Saya langsung menegurnya,” katanya di Bolo, Ahad (17/9/2017).

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Sesuai yang disampaikannya lewat pengeras suara masjid atau  kegiatan desa, warga harus menyimpan sampah di depan jalan raya menggunakan karung. Selanjutnya petugas  UPTD Kebersihan dan Persampahan Kecamatan Bolo akan  mengangkutnya. Mestinya, warga harus sadar bahwa membuang sampah bukan pada tempatnya adalah perilaku  salah, karena hal  memicu terjadinya pencemaran lingkungan. Bahkan, akan berdampak buruk pada kesehatan warga.

“Warga jangan lagi membuang sampah di jembatan penghubung Rasabou dan Kara, tapi simpan sampah itu di depan jalan raya,” ajaknya.

Kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Kecamatan Bolo, Muhammad Syafi’i, menyayangkan sikap warga yang masih membuang sampah bukan pada tempatnya. Tindakan  itu akan berdampak buruk bagi warga sendiri. Mestinya, warga menyimpan sampah di depan jalan raya sesuai yang disampaikan Pemdes masing-masing. Selanjutnya akan ada petugas yang mengambilnya untuk dibawa ke TPA  di Waduwani Kecamatan Woha.

Katanya, sampah ini sebenarnya tidak ada masalah, bergantung bagaiman   mengolahnya. Pada dasarnya sampah itu sangat bermanfaat dan bisa menjadi lapangan kerja baru bagi warga. Hal itu kalau sampah dikelola maka bisa menghasilkan uang.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Sampah itu dipilah dulu, mana yang organik dan non organik agar bisa diolah,” ujarnya.

Nah, kalau sampah sudah dipilah, untuk yang organik seperti dedaunan bisa langsung diolah untuk menjadi pupuk organik. Untuk nonorganik seperti plastik, kardus, dan lainnya. Kalau sudah dibersihkan tentu bisa dijual, sekaligus menghasilkan uang.     “Kalau bisa diterapkan seperti itu, sampah tidak mencemarkan lingkungan akan tetapi menjadi ladang untuk mengais rejeki,” ungkap Syafi’i. (BK36)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Pemerintah Kota Bima menyerahkan bantuan mobil sampah sebagai bagian dari upaya peningkatan pengelolaan sampah di Kota Bima, Kamis (15/2/2024). Dua kendaraan...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, menginstruksikan, seluruh jajaran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bima untuk menangani sampah. Instruksi itu disampaikan saat ...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kota Bima saat ini terus berbenah, termasuk melalui programkan kota bersih bebas kumuh. Namun  masih didapat sejumlah lokasi yang dipenuhi sampah dan...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Warga Desa Rasabou dan Rato Kecamatan Bolo Kabupaten Bima gotong royong menimbun lokasi yang dijadikan tempat buang sampah sembarangan, Kamis (21/1). Lokasi...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Intensitas hujan yang terjadi di wilayah Kecamatan Bolo, Ahad (27/12) menimbulkan terjadinya banjir. Seperti halnya di Desa Rada, tumpukan sampah menutup jalan...