Mataram, Bimakini.- Ada kecenderungan calon kepala daerah, memilih jalan paling mudah, yakni money politik atau politik uang demi meraih suara. Namun, bagi calon Gubernur Ali Bin Dachlan money politik bukan cara yang baik untuk meraih kemenangan.
“Money politik itu haram, dan ini perlu saya tegaskan kepada masyarakat maupun pemuda Muhammadiyah. Bagi, saya berpolitik uang itu bukan cara yang baik dalam meraih kemenangan atau mencari suara,” tegas Ali Bin Dachlan di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB di Jalan Dr. Soejono, Lingkar Selatan, Mataram, Sabtu lalu.
Kehadiran Ali BD di Muhammadiyah dalam rangka menghadiri acara Rapat Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah NTB. Dengan tema mengukuhkan barisan menuju penguatan internal untuk NTB.
Salah seorang pemuda Muhammadiyah menanyakan soal ketegasan pria yang disapa Amaq Asrul perihal praktek money politik di Pilkada NTB 2018.
“Money politik adalah kejahatan dan banyak paslon yang membeli suara dengan cara tersebut, maka itu kejahatan. Saya paham, bahwa pemuda Muhammadiyah adalah pemuda yang cerdas. Bisa membedakan mana calon yang menggunakan money politik dengan calon yang mendidik masyarakat ,” bebernya.
Menurutnya, jika ada calon yang mempergunakan cara tersebut maka itu sama saja memberikan kebodohan kepada masyarakat.
“Saya menyumbang buat masjid karena saya ikhlas memberikannya dan saya juga menegaskan kepada masyarakat jangan mengkaitkan dengan pilkada. Sebab, jika dikaitkan maka itu sama saja membuat berkat serta rejeki saya jauh. Buat saya, bila bermain money politik maka itu artinya sama saja menebar benih korupsi di negeri ini,” urainya.
Bahkan, Ali Bin Dachlan memberikan contoh fakta kala ada masyarakat yang ingin memasang baliho dirinya serta meminta dana untuk kebutuhan memasang tersebut. Hal ini, justru ditolak oleh pria yang juga disapa Ali BD.
“Ada orang di Lombok Tengah minta kepada saya soal baliho, kemudian orang tersebut balik lagi untuk meminta dana dan itu saya tolak, lebih baik tidak usah dipasang. Bagi saya, lebih baik memasang baliho dengan rasa ikhlas bukan dengan cara meminta imbalan apapun. Demi Allah saya berkata demikian kepada orang tersebut,” paparnya.
Ali BD mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mudah terpercaya kepada calon yang suka memberi uang untuk meraih suara.
“Korupsi itu bisa dalam bentuk besar maupun kecil, jika sudah terbiasa berkorupsi dari hal yang kecil maka itu sama saja membiarkan negara Indonesia dipenuhi oleh korupsi. Apalagi, semasa saya menjabat di Lombok Timur dilarang keras untuk melakukan hal tersebut,” tambahnya.
Bagi Ali BD bahwa seorang pemimpin harus meraih suara dengan apa yang pernah dilakukan untuk Nusa Tenggara Barat. Karena, dengan cara itulah masyarakat akan tahu perihal kinerja yang dilakukannya.
“Masyarakat tidak bisa dibeli dengan cara apapun, karena masyarakat memiliki kebebasan, masyarakat tidak boleh penuh ketakutan, masyarakat memiliki kebebasan dalam memilih suara yang diinginkannya,” paparnya.
Suami Hj. Supinah ini menegaskan bahwa dirinya maju menjadi calon Gubernur bukan meraih kekayaan, melainkan ingin membawa visi dan misi guna menjadikan NTB lebih baik di kedepannya.
“Jika menjadi kepala daerah tidak memiliki pemikiran untuk membawa perubahan yang lebih baik, buat saya tidak usah maju. Jangan gunakan dengan hal tidak baik, tidak boleh memelihara kebodohan. Masyarakat harus pintar, jangan menganggap masyarakat rendah,” tukasnya. (IAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.