Bima, Bimakini.- Anjloknya harga jagung tahun ini memaksa sebagian petani memilih menanam jenis tanaman lain pada musim kering tahun 2018 ini. Mereka kini telah beralih menanam kedalai.
Seperti yang dilakukan petani di So Mbadu, So Mboda, dan So Doro watasan Desa Rasabou Kecamatan Bolo yang telah memulai menanam kedalai.
“Untuk MK I tahun ini, petani lebih condong menanam kedalai karena harga jagung anjlok,” kata Wahyudin, petani So Mboda Desa Rasabou, ditemui Jum’at (20/4).
Sebenarnya, mereka berkeinginan tetap menanam jagung pada musim kemarau ini, mengingat harga jagung tahun lalu menggiurkan hingga Rp3.500 per kilogram.
“Harga jagung kering tahun ini hanya tembus 2.900 per kilogram, sehingga semangat petani menanam jagung kendor dan memilih menanam kedalai,” tuturnya.
Informasi yang diperolehnya, harga kedalai di pasar tembus Rp7.500 per kilogram. Harga itu diperkirakan akan naik, melihat situasi sekarang yang kurang lagi diminati untuk ditanami petani.
Senada disampaikan, M Saleh. Dia mengatakan, petani di So Mbadu, So Mboda, dan So Doro lebih condong menanam kedalai mengingat harga jagung yang anjlok. Pada hal, kata dia, sebelumnya petani antusias menanam jagung.
“Petani memilih menanam kedalai bukan saja karena harga jagung anjlok, tetapi disebabkan harga yang lumayan hingga 7.500 per kilogram,” ucapnya.
Kondisi seperti itu diharapkan tidak berubah hingga memasuki masa panen, sehingga harapan mendapat hasil panen yang bagus bisa terwujud.
“Kita harap harga kedelai tidak berubah hingga panen. Dengan harga seperti ini, bisa dikalkulasikan akan ada keuntungan bagi petani,” pungkasnya. (YAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.