Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Hadapi MH, Petani Tambe Bahas Masalah Pupuk

Kades Tambe, Nurdin Azrun

Bima, Bimakini.- Menghadapi Musim Hujan (MH) Tahun 2018, kebutuhan pupuk urea bersubsidi di Desa Tambe mulai dibahas. Hal itu untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk sekaligus menertibkan penyalurannya ke petani.

Kegiatan pembahasan tersebut dihadiri koordinator BPP Bolo, empat pengecer desa setempat, Kelompok Tani (Poktan) di aula Desa Tambe, Senin (8/10).

Kepala Desa (Kades) Tambe, Nurdin Azrun menyampaikan, kegiatan ini dilakukan untuk menertibkan penyaluran pupuk bersubsidi agar tepat sasaran. Sebab setiap Musim Hujan (MH), kebutuhan pupuk urea bersubsidi sangat dibutuhkan. Sedangkan penyediaan pupuk tersebut sangatlah terbatas. “Kita harap ketersediaan pupuk memenuhi kebutuhan petani. Sekaligus penyalurannya tidak salah sasaran,” ujarnya.

Dia berharap adanya hasil kesepakatan ini tidak ada lagi petani di Desa Tambe mengeluhkan soal pupuk bersubsidi. Terutama bagi pengecer agar setiap penyalurannya ke petani harus didampingi oleh ketua Poktan. “Langkah ini kita lakukan agar semua petani yang tercakup dalam Poktan mendapat pupuk sesuai RDKK yang diusulkan,” tutur Kades.

Sementara itu, Koordinator BPP Kecamatan Bolo, Ibrahim SPKP menyampaikan, kegiatan ini mengantisipasi terjadinya kelangkaan pupuk urea bersubsidi di Musim Hujan (MH) mendatang. “Kita inginkan setelah pembahasan ini. Tak lagi persoalan seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Ibrahim, kemarin.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Dijelaskannya, untuk tahun 2018 ini penyediaan pupuk urea bersubsidi hanya 80 persen kalau dibanding dengan tahun sebelumnya. Sehingga untuk tanaman jagung kebutuhan pupuk bersubsidi perhektar nya hanya 200 kg. “Kalau tahun lalu perhektar secara tehnisnya pupuk bersubsidinya yakni 250 kg. Sedangkan sisanya petani harus menggunakan pupuk non subsidi,” terangnya.

Selain itu, dalam penyaluran pupuk bersubsidi urea sesuai kesepakatan bersama pengecer dan Poktan. Setiap penyaluran pupuk ke petani harus didampingi kelompok tani. Hal ini dilakukan agar pupuk tersebut tepat sasaran. “Pupuk bersubsidi harus dijual sesuai RDKK. Sehingga tidak ada lagi pupuk bersubsidi dijual bebas,” ungkapnya.

Jumlah Poktan di Desa Tambe sebanyak 18 kelompok. Dengan luas lahan sawah 220 hektare dan tegalan 250 hektar. “Kebutuhan pupuk 18 kelompok tani tersedia di empat pengecer. Kalau dibagi rata satu pengecer menaungi empat sampai lima Poktan,” ungkapnya. (YAN)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Penyaluran pupuk bersubsidi oleh pengecer di Desa Laju Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima, tidak sesuai surat imbauan Bupati Bima. Imbauan itu ditindaklanjuti Camat,...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Menindaklanjuti terkait informasi harga pupuk urea subsidi di Desa Mbawa, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima yang dijual bebas dengan harga Rp. 250 hingga...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Pupuk urea subsidi di Desa Mbawa, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima dijual dengan harga selangit. Betapa tidak, harga pupuk urea subsidi sesuai HET...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Pekerjaan talud So Lapasupa di Desa Tambe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima tidak bertahan lama, padahal baru dikerjakan sekitar satu bulan lalu. Berdasarkan...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Ikatan Pemuda Peduli Pelestarian Lingkungan (IP3L) Desa Tambe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima menghadang jalan lintas Bima – Sumbawa, Selasa (25/5), sekitar pukul...