Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pemerintahan

Tim Penilai Lomba Permata Air Kunjungi Lelamase

Kota Bima, Bimakini.- Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi, SE, dan masyarakat Lelamase menyambut kehadiran tim penilai Lomba Perlindungan Mata Air (Permata Air) Tingkat Provinsi NTB Tahun 2018. Lokasinya  di mata air Wadu Kinda di Kelurahan Lelamase, Kecamatan Rasanae Timur.

Lomba perlindungan mata air bertujuan mendorong Pemerintah, Kelurahan atau kelompok masyarakat untuk menjaga, memelihara, memulihkan dan melindungi mata air. Serta kawasan sekitar mata air dan daerah resapan mata air, agar pemanfaatannya berkelanjutan.

Tim penilai Lomba Permata Air Tingkat Provinsi NTB Tahun 2018 diketuai oleh Lalu Syakruzali Suprayadi, ST, MT, dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB. Selain Ketua, tim penilai beranggotakan 12 orang berasal dari berbagai unsur, yakni akademisi Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Bappeda Provinsi NTB, Dinas PUPR Provinsi NTB, dan BPDAS Provinsi NTB.

Sebelum menuju lokasi penilaian mata air, tim diterima oleh Wakil Wali Kota Feri Sofiyan, SH, di ruang kerjanya.

Tim penilai, Ir H M Yusuf, MSi, menyampaikan, tahun 2018 ini nama Program Permata direvisi menjadi Program Permata Air, merupakan salah satu program unggulan Pemprov NTB.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Program ini berguna untuk menggugah kesadaran kita semua agar bisa bersama-sama memilihara dan menjaga mata air,” katanya.

Dijelaskannya, kelestarian mata air dipengaruhi kondisi tutupan lahan di daerah sekitarnya. Tim akan melakukan penilaian dengan dua metode yakni melihat kondisi mata air termasuk mengukur debit air, serta mewancarai masyarakat dan lembaga tentang upaya pengelolaan mata air.

“Kami akan menilai secara objektif untuk debit air di setiap mata air,” janjinya.

Kepala DLH Kota Bima, Drs Fakhrunraji, ME, mengatakan, untuk kegiatan lomba Permata Air ini sudah diawali dengan pembentukan tim untuk menjaga kelestarian titik mata air di Lelamase. “Dari jumlah 50 titik mata air di Kota Bima yang tersisa hanya 25 mata air, debit airnya bukan bertambah tapi justru berkurang,” ujarnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Pihaknya juga akan mendorong masyarakat menciptakan mata air baru dengan progam menjaga kelestarian mata air. Tahun 2018 ini DLH secara intensif membina 5 kelompok mata air dengan 3 program unggulan yakni, menciptakan mata air baru, mempertahankan sumber mata air, dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penggunaan mata air.

“Tahun lalu kita mendapatkan juara 2 di mata air Kabanta, semoga tahun ini kita mendapatkan juara 1,” ujarnya. (DED)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini..- Akibat Perambahan hutan yang massif, dari 200 titik mata air di Kota Bima, 150 diantaranya hilang. Ini terhitung dalam kurun waktu...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Pemerintah Kelurahan Lelamase, Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima, dinilai terutup dengan data penerima bantuan sosial tunai (BST). Diduga banyak yang ganda dan...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Warga Kelurahan Lelamase, Kecamatan Rasanae Timur, mengeluhkan soal kesulitanaor bersih dan lampu jalan pada anggota DPRD Kota Bima Dapil I di...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Keberadaan sumber mata air Dadi, yang ada di Kelurahan Jatibaru Timur, Kecamatan Asakota hingga kini tidak banyak dikenal masyarakat luas. Malah...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- 500 sumber mata air di Kota dan Kabupaten Bima hilang,  salah satu faktor utama adalah pembukaan jalan di pegunungan, hingga memicu...