Mataram, Bimakini.- Menyambut Idul Fitri 1440 H, banyak aspek-aspek yang harus diperhatikan dan diselenggarakan dalam rangka menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat NTB.
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, belum lama ini, mengundang para Kepala Dinas dan stakeholders terkait untuk bersama-sama mendiskusikan berbagai persiapan menjelang lebaran.
Pertemuan itu untuk meyakinkan apakah destinasi wisata NTB, siap dalam segala kondisi. Begitu juga dalam hal menjaga semua destinasi pariwisata yang telah dirintis bersama ini.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, H. Lalu Moh. Faozal, termasuk yang diundang. Faozal pada paparannya menyebutkan bahwa ada 10 titik destinasi “Pesona Mudik 2019” dalam kaitannya dengan Hari Raya Idul Fitri di Pulau Lombok dan Sumbawa. Sebarannya, delapan destinasi di Pulau Lombok dan dua lagi di Pulau Sumbawa.
Delapan destinasi di Pulau Lombok, berfokus pada Gili Tramena (Trawangan, Meno, Air), Senaru – Sembalun, Senggigi, Gita Nada, Mawun – Selong Belanak, Sade – Ende – Mandalika, Pantai Pink dan Narmada – Suranadi – Sesaot. Sedangkan di Pulau Sumbawa berpusat pada wisata Lepade dan Moyo, keduanya di Sumbawa Besar.
Faozal menjelaskan berbagai permasalahan yang ada pada 10 titik destinasi “Pesona Mudik 2019”, mulai dari permasalahan parkir, sampah, hingga jaringan komunikasi yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah.
“Permasalahan parkir masih menjadi masalah, karena ada lahan yang diklaim kembali oleh warga di Selong Belanak. Lalu, di Gili Trawangan, dihasilkan sampah hingga 7 ton perhari. Untuk itu, akan segera dipasang dua incinerator (pembakar sampah ramah lingkungan) yang akan sangat bermanfaat untuk masyarakat,” jelasnya.
“Kondisi di pelabuhan Bangsal juga masih memprihatinkan. Belum selesai pembenahan dan Insha Allah, tahun ini akan mulai diperbaiki,” tambahnya.
Bersama Kadis PUPR Provinsi NTB, H. Azhar, yang juga diundang, Faozal mendiskusikan solusi untuk jalan di Sembalun yang rawan longsor. “Akan segera dicarikan solusi permanen agar jalan Pusuk Sembalun tidak longsor. Karena kondisi ini terjadi terus-menerus,” ujar Faozal.
Faozal juga menceritakan bahwa tidak ada akses jaringan komunikasi di pantai Pink. Juga mengungkapkan adanya ilegal logging di Moyo yang menyebabkan air berkurang di Mata Jitu. “Ini akan diselesaikam satu persatu,” kata Faozal.
Menanggapi hal itu, Wagub NTB berpesan agar semua stakeholders dapat menjalankan peran dan tanggungjawabnya masing-masing. “Kita sudah punya destinasi yang indah dan beragam. Namun masalah kita ada pada hal lain seperti kebersihan, keamanan hingga masalah penerangan jalan. Kita punya tugas dan tanggungjawab terhadap berbagai permasalahan ini. Untuk itu, masing-masing harus memahami tugas dan tanggungjawabnya,” pesan Wagub. PUR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.