Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Tidak Internet, Warga Ndano Na’e Merasa Ketinggalan Zaman

Pelajar yang duduk di baruga sambil belajar online.

Kota Bima, Bimakini.- Warga Ndano Na’e Kelurahan Ntobo, Kecamatan Raba, Kota Bima, mengeluhkan tidak ada jaringan internet. Mereka kesulitan akses perkembangan  informasi di era revolusi industri 4.0. Terlebih lagi bidang pendidikan, siswa dan mahasiswa di masa pandemi harus belajar online.

Perkampungan Ndano Na’e, Kelurahan Ntobo mulai didiami sejak tahun  1860. Sampai sekarang, jauh dari sentuhan pembangunan, lebih-lebih jaringan internet.

Ndando Na’e masuk kategori daerah terpencil yang memiliki dua RT dan satu RW yaitu RT17/18 RW06. Dari Ntobo ke Ndano Na’e jaraknya  sekitar 7 km. Sementara jarak dengan area pusat perkotaan sekitar 13 km.

Menuju Ndano Na’e lalui tanjakan tinggi dan curam penuh tikungan. Jalan yang rusak parah dan berkerikil campur debu membuatnya  jadi licin. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, banyak warga yang alami kecelakaan tunggal.

Ketua RW 06, Sukardin, SPdi mengatakan, dari keadaan yang dialami warga Ndano Na’e, jaringan internet merupakan kebutuhan penting untuk menunjang pembangunan diberbagai sektor. Pasalnya, revolusi industri 4.0 haruskan online sebagai sarana untuk permudah beradaptasi dengan perkembangan informasi. “Di tengah wabah Covid-19, dunia pendidikan memiliki kaitan erat dengan jaringan, karena semua aktivitas dan belajar mengajar harus dapat informasi melalui online,” katanya,  Ahad (20/9).

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Sarana dan prasarana pendidikan, Ndano Na’e memiliki satu Sekolah yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan jumlah siswa sekitar 54 orang. Sementara jumlah siswa yang sekolah luar Ndano Na’e dari SMP, SMA/SMK/MA sederajat dan mahasiswa sekitar 100 orang.

Masa pandemi Covid-19, semuanya dituntut harus belajar online. Walaupun baru ini, sekolah sudah diberlakukan tatap muka, namun kebutuhan lain seperti tugas dan informasi penunjang pendidikan, masih butuhkan.

“Untuk penuhi kebutuhan belajar online, pelajar harus pergi di pinggiran kampung area gunung dengan jarak sekitar 800 meter. Biasanya pelajar pilih waktu sore sampai malam karena jaringannya agak stabil. Kadang karena banyak tugas, harus sampai larut malam sehingga sering diperhadapkan dengan masalah seperti tabrak babi, sapi, dan lainnya karena tidak ada lampu jalan,” ujarnya.

Masa Walikota sebelumnya sering datang di Ndano Na’e, bahkan punya ladang dan tempat penggilingan kerikil pribadi. Pemerintah saat ini melalui anggota DPRD dapil satu, datang reses. Karena masalah sudah mencekik, masyarakat selalu agresif merespon kedatangan pemerintah dengan harapan aspirasi dapat tersampaikan secara langsung.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Karena jaringan dianggap kebutuhan penting, kami selalu keluhkan pada Pemkot Bima, bahkan saat wakil Ketua DPRD bersama fraksi Komsisi satu sejumlah sembilan orang datang lakukan reses, kami minta khusus masalah jaringan. Namun disuruh konfirmasi dengan PT dan dinas terkait, karena menyangkut hal bisnis, harus disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian pemasaran,” katanya berdasarnya pernmyataan anggota dewan.

“Pada dasarnya, perwakilan rakyat, harus mampu jempatani aspirasi masyarakat untuk atasi masalah yang dialami,” tuturnya.

Bila dihitung secara bisnis, masyarakat yang bisa gunakan jaringan untuk sms, telepon maupun online, seperti nonton youtube, main game dan lainnnya. Mulai dari umur tiga tahun sampai lanjut usia sekitar 300 orang. Secara keuntungan, PT atau Dinas terkait, alami pemasukan dalam hitungan detik. “Dengan jumlah pengguna sekitar 300 orang, dalan hitungan bisnis, mustahil alami kerugian. Karena pemasukin akan hiditung perdetik,” terangnya.

Dampaknya  juga  perputaran ekonomi sangat lamban. “Karena pemasukan untuk laki-laki hanya bertani sekali setahun, pendulang madu liar saat musim panas, buruh harian pelabuhan dan ojek. Sementara yang perempuan hanya penenun dan ART,” imbuhnya. (BE10)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Secara fisik Republik Indonesia (RI) sudah 76 tahun merdeka, namun tidak dari sisi informatika. Seperti halnya Desa Ndano Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima,...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Wilayah Kota Bima yang tidak bisa akses jaringan (blank spot), hingga tahun 2021 tidak dianggarkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) karena...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Pelajar dan Mahasiswa Desa Sambori, Kecamatan Lambitu, Kabupaten Bima, kesulitan akses jaringan biasa maupun internet. Padahal mereka dituntut untuk belajar online. Desa...

NTB

Mataram, Bimakini.- Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, meninjau secara langsung proses pemasangan Fiber Optic (FO) oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), di Kabupaten Lombok...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi, SE meninjau mata air Oi Seli Dusun Ndano Nae, Kelurahan Ntobo, Kecamatan Raba, Sabtu sore...