Bima, Bimakini.- Potensi wisata bawah laut di perairan Bima sangat menjanjikan. Bahkan banyak wisatawan datang dengan tujuan menyelam.
Hanya saja, ada persoalan yang harus dituntaskan bersama. Masih adanya oknum nelayan memilih mencari ikan dengan mengebom.
Hal itu menjadi bahasan serius saat pertemuan lintas aktor dalam Forum Floratama Koordinasi dan Komunikasi 11 Kabupaten Floratama (Tour de Floratama) di Hotel Marina Inn, Selasa (22/6/2021).
Salah satu pelaku wisata di kawasan Bima, Aji mengaku tamu-tamu yang ditemaninya, banyak memilih paket menyelam di parairan Bima. Namun terkadang masih melihat ada aktivitas pengeboman ikan.
Hal itu sangat merusak kondisi terumbu karang. Padahal keindahan bawah laut memberikan pesona sendiri. “Aktivitas pengeboman bisa 7-8 kali sehari,” ungkapnya.
Di Kali Maya Dive Resort sendiri, kata dia, sebelum pendemi Covid19, tamu bisa mencapai 500. Apalagi kini ada upaya pengembangan wisata Bima – Labuan Bajo. “Kali Maya siap kolaborasi dengan Pemda Bima,” ujarnya.
Kepala Desa Bajo, Mahmuddin mengatakan, untuk menghentikan aktivitas pengeboman, perlu ada intervensi pemerintah. Khususnya upaya mengubah pekerjaan dari ilegal ke legal. “Sebagai Kepala Desa tidak bisa sendiri, tapi harus ada intervensi pemerintah untuk mengubah pola pencaharian nelayan yang masih mengebom,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda, H Fahrudin mengatakan, jika pariwisata berkembang, maka akan memberikan pemasukan bagi daerah. Dicontohkannya di akhir 2019 PAD dari Kali Maya Dive Resort Rp108 juta. “Namun selama pendemi Covid19, turun dan tahun 2021 hanya 18 juta rupiah,” ungkapnya.
Diyakininya, jika pariwisata kembali normal, apalagi dengan adanya pengembangan wisata Labuan Bajo, Komodo, Bima, maka akan semakin maju dan berpotensi memberikan PAD besar. (BE04)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.