Kota Bima, Bimakini.com.- Ini kabar terbaru soal sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bima yang tidak ke Batam, tetapi mengambil uang perjalanan dinas senilai Rp18 juta. Ternyata, jumlahnya delapan orang. Seperti diakui Wakil Ketua DPRD Kota Bima, Ahmad Miftah, SE.
Diakuinya, memang ada delapan orang anggota legislatif yang tidak sampai ke Batam dalam agenda studi banding tersebut. Namun, dia tidak mengetahui apa alasan mereka tidak sampai ke tempat tujuan. Selama hari terakhir, tidak menerima laporan langsung dari sejumlah anggotanya yang disebut-sebut tidak ikut itu.
Dibeberkannya, hanya tiga orang yang memberikan alasan jelas mengenai ketidakhadiran mereka, yakni Mahlan, Abdul Latief, dan Iwan Kamaruzaman. “Saya tidak tahu alasan yang lainnya, yang jelas tiga orang memang sudah melapor kalau mereka tidak bisa ikut karena sakit,” jelasnya saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (28/6) pagi.
Bagaimana dengan Subhan, M. Nur, SH, yang juga disebut tidak ikut? Miftah mengaku tidak mengetahui persis dan tidak melihatnya di Batam, karena saat berangkat diakui tidak satu rombongan. Ketidaktahuan itu juga karena selama di sana tidak pernah mengabsen mereka.
Berkaitan dengan mekanisme uang perjalanan dinas yang diambil, katanya, dilakukan pada saat sebelum berangkat. Namun, tidak mengetahui apakah semua anggota DPRD mengambilnya. Hanya saja, secara aturan jika ada anggota yang tidak berangkat atau tidak sampai tempat tujuan maka uang harus dikembalikan.
Informasi yang dihimpun, delapan anggota DPRD yang disebut tidak berangkat dan mengambil uang perjalanan dinas adalah Subhan M. Nur, Mahlan, Abdul Latief, Tamsil, Syukrin, Jaidin M. Sidik, Iwan Kamaruzaman, dan Taufik.
Beberapa anggota DPRD yang disebut namanya tidak berangkat ketika coba dihubungi tidak ada yang mengangkat telepon selulernya.. Ada juga yang tidak aktif nomor telepon selulernya.
Bagian Humas DPRD Kota Bima yang ingin dimintai kepastian, berulangkali dihubungi tidak merespons meski telepon selulernya aktif. Pada hari sebelumnya juga mereka terkesan bungkam dan tidak banyak berkomentar soal itu.
Abdul Latief, anggota DPRD Kota Bima yang berhasil dihubungi membantah tidak ikut serta dalam studi banding itu. Hanya saja, a sejumlah anggota yang berangkat banyak yang tidak satu rombongan. Apalagi, Latief mengaku ketinggalan pesawat saat berangkat.
Hal itu, ujarnya, menyebabkan dirinya bersama Subhan berangkat belakangan. Kondisi itulah yang menyebabkan satu sama lain tidak saling mengetahui keberadaan di Batam. “Apalagi kita di sana tidak satu tempat, ada yang ke tempat acara dan ada yang ketempat lain, tetapi yang jelas kan kita di Batam,” tandasnya.
Hingga kini, pimpinan DPRD Kota Bima lain masih bungkam dan belum ada yang menanggapi soal isu miring itu. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.