Kota Bima, Bimeks.-
Proyek pembangunan deker di Kelurahan Rabangodu Utara Kecamatan Raba Kota Bima, dibongkar paksa oleh warga pada Rabu (5/9) malam. Alasannya, pengerjaan proyek tersebut dinilai tidak berkualitas. Pembongkaran itu dilakukan sekitar pukul 23.00 WITA.
Warga menilai, perbandingan campuran material semen dan pasir untuk pengecoran beton tidak sesuai takaran sesungguhnya. Semen dinilai sedikit, jauh lebih banyak pasir. Kondisi itu, menurut warga, jelas akan memengaruhi kekuatan beton. Implikasinya, proyek yang dibangun tersebut tidak akan bertahan lama, karena kualitasnya tidak bagus.
Selain itu, bentuk pembuatannya juga dinilai tidak layak, karena menyulitkan kendaraan warga bila melintasinya. Terlalu membukit, sehingga membentur bagian bawah kendaraan.
Lurah Rabangodu Utara, Maksun, SE, mengaku tidak mengetahui kejadian itu. “Saya tidak tahu hal ini. Tadi pagi (Kamis, 6/9), warga kembali menanam pohon pisang dan menyimpan pot-pot bunga di atasnya,” ujar Maksun, kemarin.
Dikatakannya, selain proyek deker itu diprotes warga karena dinilai tidak berkualitas, ada juga proyek pembuatan parit. Kualitasnya dinilai tidak bagus, karena ada warga yang terjatuh saat berjalan di atasnya.
Warga Rabangodu Utara, Deri Darmawan, mengaku, sudah menegur ketika pekerjaan proyek tersebut dimulai. Mengenai campuran semen yang sangat sedikit untuk mengecor beton dan ketinggian yang terlalu membukit.
Bahkan, katanya, hal itu pernah disampaikan kepada pemerintah agar proyek itu dibongkar saja, selanjutnya dibenahi kembali bersama warga sehingga layak. Warga sanggup menambah material semen. “Tapi, oleh pelaksana proyek tidak mau karena sudah sesuai bestek,” katanya.
Menurut Deri, dulu pembangunan deker itu adalah swadaya masyarakat setempat. Model dan kualitas campuran material semen dan pasir sangat bagus. Tidak seperti saat ini, sedikit semen dan terlalu membukit.
Warga lainnya, M. Yunus, menambahkan, persoalan proyek yang tidak berkualitas ini, warga sempat cekcok dengan pejabat pembuat komitmen (PPK) proyek tersebut. Menurut PPK, kualitas pekerjaannya sudah bagus. Tetapi, menurut warga tidak berkualitas.
Persoalan itu, akhirnya menghasilkan solusi. Aspirasi warga yang meminta membongkar kembali pengecoran itu disetujui. Namun, dengan catatan warga memasang kembali struktur besi, sedangkan pengecoran beton disepakati dilakukan oleh pelaksana proyek.
PPK proyek deker, M. Natsir, mengatakan, secara struktur pembangunan deker sudah bagus, karena setiap saat diawasi oleh konsultan dan pengawas proyek. “Sehingga tidak mungkin proyek itu dikerjakan asal-asalan,” katanya di Dinas Pekerjaan Umum (PU).
Berkaitan dengan parit yang cepat rusak atau tidak tahan lama ketika warga melaluinya, Natsir mengaku, karena pekerjaan parit itu baru diselesaikan tiga hari lalu. “Bagaimana tidak rusak karena belum kering betul. Idealnya, umur 21 hari baru kering sehingga aman diinjak,” katanya. (BE.19)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.