Bima, Bimakini.com.- Kendati pemerintah belum resmi menaikkan atau mengumumkan kenaikkan tarif angkutan umum, namun sudah ada beberapa pengusaha bus antarkota yang menaikkannya secara sepihak. Kondisi itu dikeluhkan sejumlah penumpang bus jurusan Bima-Mataram.
Penumpang bus, Farhat,mengaku kaget terhadap nilai tarif angkutan yang tiba-tiba berubah. Padahal,sepengetahuannya, yang dinaikkan hanya harga Bahan Bakar Minyak (BBM). “Mestinya kalau belum ada pengumuman resmi dari pemerintah jangan seenaknya menaikkan, kan yang namanya tarif itu diatur pemerintah, minimal ada koordinasi dari Organda,” katanya di Mataram.
Diakuinya, jika sebelumnya tarif angkutan bus Mataram-Bima hanya Rp130 ribu, kini naik menjadi Rp160 ribu. Itu pun yang dicantumkan dalam tiket hanya Rp150 ribu. “Kami harapkan pemerintah mengecek ini, kalau memang belum ada pengumuman resmi mestinya tidak naik,” katanya.
Keluhan yang sama disampaikan Usman. Akibat tarif angkutan tiba-tiba berubah terpaksa mengurangi aktivitas keluar daerah. “Kalau pun mengikuti kenaikkan harga minyak mestinya nggak sampai lebih dari 20 persen, cukup naiknya sedikit saja,” katanya.
Karena tarif angkutan yang naik, sejumlah warga biasa pulang pergi keluar daerah terpaksa menggunakan sepeda motor atau keterangan pribadi. “Sekarang kalau dihitung-hitung lebih enak pakai sepeda motor. Kita harapkan harga tiket nggak terlalu tinggi naiknya,” harapnya.
Sejumlah kernet dan penjual tiket bus mengakui kenaikkan tarif angkutanitu. Hal tersebut terpaksa dilakukan untuk mengimbangi perubahan harga BBM. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.