Bima, Bimakini.-Kabupaten Bima termasuk daerah pemasok garam terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bima masuk sembilan daerah sentral garam dari 40 daerah yang memroduksi garam di Indonesia.
Selain produksi garam terbesar, garam hasil produksi penati juga berkualitas. Namun, pemerintah akan semakin meningkatkan kualitas dan hasil produksi melalui Program Usaha Garam Rakyat (Pugar).
“Kualitas garam Bima sangat bagus,” kata Tim Teknis Konsultan Manajemen Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR), Sunardi Harjo di Dinas Kelautan dan Perikanan.
Dalam setahun, petani bisa memroduksi produksi garam hingga 190.000 ton lebih. Namun, melalui program Pugar diharapkan produksi akan melebihi angka tersebut. “Itu yang kami harapkan. Kualitas baik, produksi meningkat,” harapnya.
Garam produksi di Bima, katanya, sudah menyebar pada sejumlah daerah. Di antaranya Sumatera, Sulawesi, Maluku dan lainnya. Bahkan, beberapa daerah, ketergantungan terhadap garam Bima mencapai 100 persen. “Di Sumba NTT mereka hanya mengandalkan garam Bima saja,” katanya.
Tentu kondisi itu akan memberi kemudahan pada petani garan. Karena pasar luas, mereka tidak kesusahan memikirkan penjualan garam. “Pugar juga akan bicara soal strategi pemasaran,” katanya.
Sebelum masuk program Pugar, biasanya petani hanya mampu produksi 50 ton garam dalam setiap hektare lahan. Namun, melalui Pugar hingga 70 ton garam. “Kita harapkan ada peningkatan produksi,” ujarnya.
Kualitas garam juga, katanya, bergantung bagaimana proses produksi petani. Namun, Pugar ini akan mengajarkan bagaimana cara produksi garam berkualitas tinggi. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.