Kota Bima, Bimakini.- Warga penerima bantuan program bedah rumah dari pemerintah di RT 04 RW 01 Kelurahan Penatoi Kota Bima merasa was-was jikalau rumah mereka akan mudah roboh. Masalahnya, kualitas material pembangunan rumah dinilai tidak layak.
Hanafi Hamid, warga setempat, mengakui kalau batako yang akan dipakai untuk membangun rumah kualitasnya rapuh, baru disentuh saja sudah rusak. “Bagamaina kalau sudah dipasang untuk dinding dan fondasi rumah. Lihat saja sendiri Pak, kualitasnya lebih banyak pasir daripada semennya. Kita jadi takut nantinya kalau dipakai, belum apa-apa sudah roboh,” keluhnya sambil menunjukan batako yang tersimpan depan halaman rumahnya, Jumat.
Katanya, kalau material batako ini dipakai ” keluarganya takut setelah rumah berdiri akan goyah, apalagi sering gempa dan langganan banjir. “Bukannya punya rumah layak, malah jadi korban ambruknya bangunan,” ujar Hanafi.
Diakuinya, di Kelurahan Penatoi ada 18 rumah mendapatkan program bedah rumah dan soal kualitas batako memang sudah sampaikan kepada pihak ketiga mengerjakan proyek. Mereka mengakui akan mengganti batako yang rapuh.
Namun, Hanafi mengakui semuanya rata-rata rapuh dan kalau bisa diganti saja dengan bata merah.
Begitu pun disampaikan Suparni (70). Dia mengaku kalau bisa diganti bata merah saja, apalagi kondisi kesehatannya saat ini tidak terlalu bisa bergerak. Dia kuatir karena kualitas bahan banguan digunakan tidak layak mudah rubuh, belum lagi akhir-akhir ini sering terjadi gempa dan rumahnya menjadi langganan banjir.
“Sayakan di pinggir sungai dan sering terendam bajir, kalau batakonya rapuh cepat tergerus banjir nantinya,” keluh Suparni.
Untuk itu, dia meminta pemerintah serius memerhatikan program itu agar tidak dikerjakan seadanya. Walaupun, diakui Suparni, warga sangat berterimakasih kepada pemerintah yang sudah membantu membangun rumah baru melalui bedah rumah. “Tapi minta tolong diperhatikan kualitas pengerjaannya,” pintanya. (BK32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.