Bima, Bimakini.- Petani di Desa Donggobolo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, mengeluhkan tingginya harga pupuk bersubsidi dijual pengecer di Desa setempat, Kamis (9/8). Pupuk yang dijual ke petani tersebut, dipaketkan satu zak dengan pupuk bersubsidi, pupuk non subsidi dan NPK. Masing-masing satu kantong plastik dengan harga Rp140 ribu.
Ruslan, petani di Desa Donggobolo, mengaku, membeli pupuk di pengecer dengan harga Rp140 ribu, namun ditambah dengan dua kantong plastik pupuk lain.
“Saya bingung pupuk terus naik, dari Rp120 ribu per sak naik ke Rp140 ribu,” ujarnya usai membeli pupuk.
Kata dia, pupuk yang dijual pengecer dengan harga yang fantastis itu, menggabungkan antara satu zak pupuk Urea bersubsisi, non subsidi dan NPK.
“Saya tidak tahu kenapa digabungkan, sehingga dijual dengan harga seperti itu, padahal selain pupuk Urea, dua pupuk di plastik itu tidak digunakan,” ujarnya.
Sementara pengecer Salmah, membenarkan menjual pupuk dengan harga Rp140 ribu. Namun itu dipaketkan dengan pupuk NPK dan pupuk non subsidi.
“Harga Rp140 ribu itu adalah harga satu zak pupuk beraubsidi, NPK dan pupuk non subsidi masing-masing satu kantong plastik,” jelasnya.
Dia mengaku, pupuk NPK dibeli dari distributor dengan harga Rp 140 ribu, namun dijual dengan harga Rp 150 ribu per zak. Sementara pupuk Non Subsidi dibeli dengan harga Rp 300 ribu, dijual dengan harga Rp 310 ribu per zak.
“Itu sudah menjadi anjuran distributor, kami harus membeli pupuk NPK dan Non Subsidi, kalau tidak maka tidak dikasih pupuk yang non subsidi itu,” pungkasnya. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.