Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Liputan Rumah Madu, Empat Wartawan Ditinggal Mobil BTN Tambora di Lereng Gunung

Empat jurnalis sedang istirahat di gubunk setelah ditinggal Mobil BTN Tambora.

Bima, Bimakini.- Empat wartawan Bima yang meliput panen madu di lereng gunung Tambora, terpaksa pulang jalan kaki, lantaran ditinggal mobil Balai Taman Nasional (TNG) Tambora, Selasa (2/4) siang. Sebelumnya, mereka menggunakan mobil itu untuk liputan.

Mereka yang  diduga ditelantarkan itu adalah Edy Irawan, Azhar, Hermansyah, dan Agus Gunawan.

Agus Gunawan, mengatakan, kejadian tersebut berawal meliput “Uma Ani” (pohon madu). Sat itu  ada panen raya madu di Desa Piong, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima.

“Kami berangkat dari Kantor Balai Taman Nasional Tambora (BTNT) dengan menggunakan tiga mobil dinas bersama perwakilan BTNT dan Kelompok Bumdes Piong. Sesampai di lokasi, kami ditinggal pergi saat melihat pohon lebah madu yang rencananya hendak di panen dan kami pun pergi tidak lama, hanya sekitar 15 menit,” kata Agus.

Agus menyesalkan, pihak BTN Tambora meninggalkan mereka. Padahal semula berangkat bersama menuju lereng Gunung Tambora. “Kami ditinggal di tengah hutan lebat yang masuk wilayah Hutan Tanaman Industri (HTI). Kami  menyesalkan sikap Kepala Balai Taman Nasional Tambora yang juga ikut dalam rombongan tersebut. Mereka pulang dari lereng Tambora tanpa ada konfirmasi setelah tak lama tiba di lokasi,” katanya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Terlebih, lokasi begitu jauh dengan perjalanan hingga 4 jam menuju sarang lebah yang akan di panen. Beruntung, ada petani yang mengantarkan empat jurnalis tersebut pulang menuju pemukiman warga.

“Hampir kami putus asa jika memikirkan perjalanan pulang. Beruntung ada warga yang membantu mengantarkan kami berempat menggunakan sepeda motor,” kesalnya.

Tiba di perkampungan warga, keempat wartawan beristirahat sejenak melepas letih setelah perjalanan jauh. “Kami disuguhkan air dan makanan oleh warga setelah tiba di Desa Oi Saro,” katannya.

Edy Irawan juga menyesalkan sikap Kepala BTNT dan jajaran yang tega meninggalkan  mereka di hutan belantara. Setelah menempuh perjalanan panjang,  akhirnya menemukan gubuk petani untuk beristrahat. “Kok tega meninggalkan kami tanpa koordinasi,” sesalnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Sementara itu, Abdullah, driver pihak BTN Tambora, mengaku tidak ada niat untuk meninggalkanpara  jurnalis. Sebagai sopir hanya ikut perintah pimpinan. “Saat itu saya diperintahkan untuk putar balik mobil, tiba-tiba semua rombongan naik untuk kembali, saya tidak bisa berbuat apa,” terangnya. (MAN)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.-  Seorang pendaki di Kawasan Taman Nasional Tambora, memetik bunga Edelweiss tepatnya di Puncak Jalur Pendakian Piong, Kabupaten Bima. Pendaki tersebut mengunggah fotonya...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  September ceria. Sepertinya cocok buat menggambarkan kegembiraan para pendaki yang sudah lama ingin menggapai puncak Gunung Tambora. Jika tidak ada kendala, pendakian...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Kepala Kantor Balai Taman Nasional (TN) Gunung Tambora, melalui Kepala Resor Piong Sabaruddin, Shut, menejaskan, bahwa jalur pendakian di gunung Tambora belum...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Taman Nasional (TN) Gunung Tambora sebelumnya ditutup karena pendemi Covid – 19. Kini Kantor Balai Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT), membuka kembali...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Setelah diberlakukannya normal baru (New Normal), Jalur pendakian dan destininasi wisata air terjun bidadari Oi Marai Gunung Tambora kembali dibuka, Selasa (7/7)....