Bima, Bimakini.- Kondisi udara belakangan ini terasa cukup dingin. Padahal saat ini memasuki musim kemarau.
Kepala BMKG Bima, Satria Topan Primadi, SSi, menjelaskan, kondisi suhu udara wilayah Bima dalam beberapa hari ini cenderung dingin pada dini hari hinggga pagi. Kondisi seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Seperti di Bima saat ini memasuki musim kemarau dan menyebabkan pertumbuhan awan menutupi langit sulit terjadi. Akibatnya, proses pemantulan kembali gelombang panjang oleh permukaan bumi tidak ada yang menghalangi atau menghambat. “Sehingga menyebabkan suhu udara akan lebih dingin,” terangnya.
Lanjutnya, faktor kedua, karena kondisi di wilayah Australia saat ini mengalami musim dingin. Sementara kondisi angin di atas wilayah Indonesia saat ini bertiup dari Tenggara ke Selatan, sehingga massa udara dingin dari wilayah Australia terbawa hingga ke wilayah Indonesia bagian selatan (NTT, NTB, Bali hingga Jawa).
Faktor ketiga, karena adanya perbedaan tekanan udara antara Australia dan wilayah Indonesia, kondisi tekanan di wilayah Australia berkisar 1018-1022 hPa, sedangkan wilayah Bima berkisar antara 1012-1014 hPa yang menyebabkan kondisi angin kondisi angin di wilayah Bima begerak dari arah tenggara ke selatan dengan kecepatan 15 km/jam.
“Ketiga faktor tersebutlah yang meyebabkan kondisi di wilayah Bima khususnya mengalami kondisi suhu udara yang dingin, namun bukan di Bima saja, beberapa wilayah juga mengalami hal yang sama , terutama wilayah Indonesia bagian selatan,” jelasnya.
Apakah kondisi tersebut dikatakan normal,? Lanjut dia, berdasarkan data pengamatan selama 30 tahun terakhir, khususnya wilayah Bima untuk rata-rata suhu minimum berkisar 21.1℃ dan rata-rata suhu maksimum berkisar 31.6℃.
Sedangkan data pengamatan terakhir selama bulan Juni 2019 pertanggal 26 Juni 2019, tercatat suhu minimum 19.0℃ dan suhu maksimum 31.0 ℃.
“Tentunya suhu udara saat ini lebih rendah dari rata-rata (normal) selama 30 tahun terkahir, namum belum dikatakan ekstrem, sebab dikatakan ektrem jika suhu berada ± 3℃ dari normalnya,” katanya.
Sementara pada data selama 30 tahun terakhir tercatat pernah terjadi kondisi suhu udara minimum Absolut 15.1 ℃ dan suhu udara maksimum absolut 35.0℃.
Kejadian suhu udara dingin seperti ini lazim terjadi setiap tahunnya, terutama untuk wilayah Indonesia bagian selatan dengan nilai suhu yang bervariasi dan sudah menjadi siklus tahunan dan semoga tidak berdampak terhadap aktivitas masyarakat sehari-hari.
“Kondisi ini kita prediksi akan berakhir di akhir Juli 2019, seiring berakhirnya musim dingin di wilayah Australia,” pungkasnya. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.