Bima, Bimakini,- Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Bima, salurkan bantuan bibit jagung berkualitas dengan merk teruji untuk dibagikan keseluruh Kelompok Tani (Poktan).
Distanbun Kabupaten Bima melalui Kabid Ketahanan Pangan, Chairul Munir, SP mengatakan, bibit jagung yang dibagikan pada Poktan yaitu bibit yang berkualitas dan sudah lulus uji kadar air dan daya tumbuh oleh Badan Pengawasan dan Sertifikat Benih (BPSB) Kabupaten Bima.
“Dari sejumlah merk bibit jagung yang diajukan Poktan melalui proposal, delapan merk yang memenuhi syarat untuk dibahas dan disepakati bersama Pemerintah Pusat. Mereknya yaitu Nk-121, Poiner-35, Biosit-89, Betra-1, Nasa-29, Pertiwi-3, RK-457, Hj-21,” katanya, Selasa (31/8/2021).
Kasi Ketahanan Pangan Distanbun Kabupaten Bima, Amran, SPd mengatakan, selain dari sejumlah bibit yang disepakati, ada juga pengajuan Poktan yang tidak disepakati karena harga tidak memenuhi standar Pemerintah.
“Sementara untuk bibit merk NK-Sumo dan Biji-18, tidak diakomodir pemerintah pusat. Karena selain dari kehabisan stok, juga harga di atas ketentuan pemerintah seperti yang tertuang dalam e-Katalog,” ujarnya.
Masalah yang mencuat baru-baru ini tambah Amran, mengenai bibit jagung yang kadarluasa. Namun masalah itu sebenarnya tidak benar. Karena, hanya tertulis dalam kemasan bahwa benih itu dari tahun 2020. Namun sebenarnya, itu hanya masalah pada kemasan, karena cetakan kemasan tahun 2020 terlalu banyak, akhirnya dipakai kembali tahun 2021.
“Namun masalah itu sudah diakui oleh PT Golden Indonesia Seed yang mengadakan bibit. PT itu sudah kirim surat ke Badan Pembuat Komitmen Direktorat Perbenihan Kementrian Pertanian tentang kemasan yang dicetak banyak tahun 2020 yang tidak dihabiskan. Akhirnya, kemasan itu dipakai kembali tahun 2021. Yang sebenarnya, bibit dalam kemasan merupakan bibit baru yang berkualitas dan teruji,” terangnya.
Selain dari bibit jagung sambungnya, diajukan juga bibit kedelai. Penanaman bibit kedelai itu, sudah disediakan lahan 18 ribu hektar. Sama halnya juga bibit padi, disediakan lahan 11 ribu hektar. Namun semua itu belum bisa ditetapkan karena belum ada anggaran dan kehabisan stok bibit.
“Untuk kedelai, ada bibit lokal dari petani. Namun sangat terbatas yang akhirnya direbutkan dan bahkan dibayar dengan harga tinggi hingga Rp.20 ribu per kilo. Sementara harga pemerintah Rp.16,5 ribu per kilo,” pungkasnya. ILY
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.