Bima, Bimakini.- Harga bawang merah yang sebelumnya sempat anjlok hingga para petani bawang melakukan aksi protes dengan menggelar unjuk rasa besar-besaran, nampaknya perlahan mulai merangkak naik serta banyak diminati.
Terbukti kata sejumlah pengepul di sejumlah desa penghasil bawang merah, mengaku sudah sebulan belakangan ini, harganya bergerak naik hingga Rp15 ribu persatu kilogramnya. Yang dimana sebelumnya bergerak di harga Rp8-10 ribu perkilogramnya.
“Harga yang kualitas super Rp15 ribu sampai 13 setengah. Tergantung kualitas, tapi sudah banyak yang kita beli,” ungkap salah satu pengepul di Desa Renda Fariati kepada media ini.
Sementara harga bawang merah dengan kualitas paling rendah lanjut ibu muda pemilih UD Arif Rahman tersebut mengaku, bermain di harga Rp13.500 perkilogramnya. Kembali lagi katanya dengan kualitas bawang merah yang ada.
Harga ini bebernya, sudah bergerak naik sekitar satu bulan belakangan ini. Yang dimana diakuinya memang sebelumnya, harganya sangat miring hingga pihaknya jarang membeli. Demikian pun para petani enggan melepas hasil pertanian mereka dan lebih memilih untuk menyimpannya.
Dalam satu pekan saja ungkap Fariati, ia mampu membeli sedikitnya satu truk fuso atau sekitar 25 ton. Yang jika dijumlahkan sebanyak 200 ton dalam satu bulan ini. Bawang ini katanya kemudian dikirim ke Banjarmasin, Sulawesi Selatan.
Apa yang dilakukan Fariati ini juga dilakukan sejumlah pengepul bawang merah lainnya, pada sejumlah desa di kecamatan penghasil bawang merah. Seperti halnya di Kecamatan Belo, Woha, Sape dan lainnya.
Menindaklanjuti kabar baik tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bima Ir Hj Nurma M Si, langsung meninjau fakta tersebut. Dengan turun langsung ke sejumlah desa di Kecamatan Belo, Selasa (25/01).
Mantan Kadis Perikanan Kabupaten Bima tersebut pun langsung mendatangi satu persatu para pengepul di Desa Renda, untuk menanyakan harga bawang merah saat ini. Ia pun mengaku cukup kaget lantaran harga bawang merah yang sudah naik, sejak satu bulan belakangan ini.
Ia mengaku mulai tingginya kembali harga bawang merah tersebut, juga buah dari kesabaran para petani serta usaha semua pihak. Utamanya Pemerintah Kabupaten Bima dalam mencari solusi agar para petani bawang merah tidak merugi.
Karena diakuinya, jika harga rendah maka petani akan merugi total. Mengingat biaya produksi bawang merah cukup mahal. Terlebih harga pestisida, yang juga ikut naik seperti yang dikeluhkan para petani belakangan ini. Diikuti juga dengan banyak permintaan.
Jika dilihat dari hasil analisa pertanian dan teknis nya, dengan harga yang ada saat ini dianggap tidak merugi. Ia berharap kepada para petani bawang, jika menjual bawang marah miliknya agak langsung menghubungi para pengepul di desa masing-masing.
Karena katanya di Desa Renda saja, ada sedikitnya lima pengepul bawang merah. Belum lagi pada sejumlah Desa di Belo Selatan mulai dari Desa Ncera, Soki, Lido, Ngali serta Renda dan sekitarnya.
“Semoga segera stabil seperti yang diinginkan para petani bawang merah saat ini. Tapi harapan saya semoga bisa disikapi dengan bijak dan harus sabar. Ada proses proses,” tutupnya. IKR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.