Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Keluarga Besar SMAN 3 Kota Bima Bantu Warga Godo

Bima, Bimakini.com.-  Jajaran Sekolah Menengan Atas Negeri (SMAN) 3 Kota Bima menyumbang tujuh karung pakaian layak pakai, mi instan, dan beras 100 kilogram (kg) kepada warga Dusun Godo Desa Dadibou Kecamatan Woha. Bantuan itu sebagai bentuk kepedulian terhadap peristiwa pembakaran rumah warga setempat, bukan lalu.
     Kepala SMAN 1 Kota Bima, Drs. H. Abdul Gafar, mengatakan, bantuan itu sebagai bentuk keprihatinan keluarga besar SMAN 3. Bantuan itu  dikumpulkan siswa, guru, pegawai, dan Komite Sekolah dan telah diserahkan kepada warga setempat. Warga yang sedang bertikai di Desa Dadibou, Kalampa, Samili perlu mendapatkan sentuhan ruhani melalui pendekatan keagamaan.
    Dalam peristiwa itu, katanya, masjid tidak disentuh oleh massa. Fasilitas keagamaan itu dapat digunakan untuk mengingatkan umat mengenai pentingnya  hidup aman, tertib,  dan damai. Sikap bermusuhan akan menyengsarakan bagi seluruh masyarakat, terutama bagi mereka yang sedang bertikai.
    “Kita berharap Pemerintah Kabupaten Bima perlu ada sentuhan rohani sekaligus mencarikan titik temunya dan hilangkan seluruh dendam kesumat karena tidak ada manfaatnya,” katanya di sekolah setempat, Selasa (23/10) lalu.
    Bila perlu, katanya, pemerintah bekerja sama dengan para dai di Kota Bima untuk pembinaan  ruhani. Apalagi, persoalan itu sudah kian membias dan perlu segera dicarikan solusinya. Kalau kejadian ini berlarut, maka semua pekerjaan akan terbengkalai dan masing-masing warga yang bertikai pasti mengalami suasana yang tidak nyaman. “Kejadian ini sudah berlangsung satu bulan, tetapi hingga kini belum ada penyelesaiannya,” katanya.
    Beberapa guru SMAN 3 Kota Bima yang berkunjung ke sana, katanya, optimis persoalan itu dapat diselesaikan. Buktinya, tidak ada satu masjidp un yang dirusak. Ini berarti nurani sebagai umat Islam masih melekat di hati mereka. Tinggal perlu dilakukan pembinaan terus-menerus melalui sentuhan ruhani.
“Kita perlu berkumpul untuk menyampaikan dakwah lewat masjid itu agar warga menghentikan dendam dan pertikaian. Kita hidup berdamai kembali seperti sedia kala. Sebenarnya kita semua ini bersaudara dan kita kembalikan rasa persaudaraan itu,” katanya. (BE.13)

Selamatkan NTB Kita
    Kenyamanan kehidupan dalam wadah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah tanggungjawab bersama. Bisa diekspresikan dalam berbagai hal dalam posisi dan medan tugas masing-masing. Intinya bagaimana menjamin daerah ini aman, nyaman, dan tertib. Namun, justru sisi ini yang mulai diusik oleh oknum tertentu. Apa yang tersuguhkan sejak sepekan terakhir yang diprovokasi pesan layanan singkat (SMS) soal penculikan anak adalah fakta pahit dalam sejarah ke-NTB-an kita.
    Harus diakui, keresahan tidak saja menghinggapi orang dewasa, tetapi juga merambah bocah-bocah. Semacam wabah yang menyebar luas dan memasuki ruang kesadaran (suci) bocah-bocah masa depan. Oleh karena itu, upaya antisipasi mesti cepat dilakukan dengan mengonsolidasi semua potensi yang mencerahkan. Ingat, percepatan respons kita akan berseiringan dengan rambahan aliran SMS pada telepon seluler milik masyarakat yang juga gencar dilakukan oleh pihak tertentu. Dengan kata lain, keterlambatan satu langkah meredam isu ini akan menambah jauh jarak dampak provokasi yang lebih dulu menghinggapi publik. 
    Masyarakat mesti diingatkan agar cerdas memilah atau memverifikasi isu. Berpikir rasional, sembari tetap meningkatkan  kewaspadaan. Kegagalan kita merespons secara bijak isu penculikan ini, apalagi bertindak sepihak atas dasar emosional-sporadis, akan memuluskan misi dan langkah provokator. Bukankah tujuan utama peneror adalah menimbulkan kegaduhan di ruang publik dan memicu ketidaknyamanan sehingga tidak lagi berpikir sehat?                 
    Mari selamatkan NTB kita. Kita mesti menyadari bahwa target peneror tidak hanya sebatas lima korban yang berjatuhan, tetapi lebih dari yakni membangun rasa dendam dan mengotori kanvas kebersamaan. Jika tidak cerdas memahami dan menyikapi perbedaan, apalagi dalam konteks etnis dan agama, maka akan menjadi sasaran tembak mereka yang ingin merusak tirai ke-NTB-an kita.
Mari bersama menyelamatkan mozaik indah ini. (*)    

Bagikan berita

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Berita

Kota Bima, Bimakini.-  Ratusan orang tua murid SDIT/TKIT Insan Kamil Kota Bima mengikuti  sosialisasi Pendidikan Keluarga, Pengasuhan Positif di Era Digital. Hadir sebagai narasumber,...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.-   Warga Desa Bolo Kecamatan Madapangga, Suryani, SPd,  dijambret oleh dua  remaja sekitar puku 14.20 WITA, Kamis. Peristiwa itu memicu reaksi keluarga korban....

Pendidikan

Bima, Bimakini.com.- Penerimaan siswa baru serentak dilakukan setiap  SMA/SMK/MA di Kabupaten Bima, Senin. Setiap sekolah menyediakan program prioritas untuk menghindari  tawuran antarsiswa.  Sekolah Menengah...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.com.- Kabupaten Bima setidaknya mengalami lima masalah besar. Yakni, konflik yang karut-marut, kemiskinan yang banyak menyebabkan anak putus sekolah, terkikisnya nilai-nilai keagamaan terutama...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.com.- Pelajar SMAN 1 Belo, Nur Titin Puspita Sari, meraih dua juara pertama, yakni Lomba Penulisan Cerpen dan Puisi pada Pekan Budaya...