
Ilustrasi
Bima, Bimakini.com…-Pemuda Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, Hermansyah (25), nyaris dihajar massa Sabtu (1/12) lalu. Pemicunya karena diduga membawa sepeda motor hasil curian. Mahasiswa STKIP Bima itu diteriaki oleh pemilik sepeda motor yang mengenali kendaraannya. Untungnya, dia cepat lari mengamankan diri.
Bagaimana ceritanya? Sabtu pagi itu Herman sedang berada pada bengkel did epan kampus STKIP Bima. Dia bermaksud mengganti oli sepeda motor jenis Yamaha Mio Soul. Di tempat yang sama, Taufikurrahman (23), pemuda asal Desa Raioi Kecamatan Sape mengaku sebagai pemilik sepeda motor terkejut melihat kendaraannya dibawa Herman.
Seketika, Taufik bereaksi mendatangi Herman dan menanyakan perihal motor yang dicurigai miliknya itu. Sepeda motor warna hitam itu, diakuinya hilang dua minggu lalu di pasar Sape saat berbelanja bersama adiknya.
“Saya yakin itu sepeda motor saya karena bentuknya belum banyak yang berubah,” ujar Taufikurahman, juga mahasiswa STKIP Bima di lokasi kejadian, Sabtu lalu.
Saat menanyakan motor itu, Herman justru melarikan diri dan meninggalkan sepeda motor. Melihat Herman kabur, Taufikurahman berteriak maling dan berusaha mengejar. Kejadian itu pun menjadi perhatian pemuda dan warga di lokasi sehingga ikut mengejar Herman, tetapi tidak berhasil.
Untungnya, sejumlah anggota Buru Sergap (Buser) Reserse Kriminal Polres Bima Kota beberapa saat kemudian tiba di lokasi dan bergerak cepat mencari serta mengamankan Hermansyah. Tidak begitu lama berselang, Herman diamankan pada satu kos-kosan. Hermansyah dan Taufikurahman kemudian dibawa ke Mapolresta untuk mengelarifikasi siapa pemilik sepeda motor sebenarnya.
Di depan aparat Kepolisian, Hermansyah mengaku bukan pemilik Mio Soul EA 3440 XF tersebut, melainkan milik adik sepupunya, Ardiansyah. Sepeda motor itu dipinjam ke kampus untuk konsultasi skripsi.
Saat meminjam, tidak pernah mencurigai bahwa motor tersebut hasil curian. Menurut pengakuan adiknya Ardiansyah, sepeda motor itu dibelinya dengan harga murah dari warga Lambu bernama Tandri. Karena merasa kesulitan bolak-balik dari kampung ke kampus, merasa senang saja dipinjamkan motor tanpa curiga sedikit pun. Dia lari mengamankan diri karena kuatir dihakimi oleh warga diteriaki maling.
Saat dicocokkan dengan surat milik Taufik, ternyata memang benar kendaraan miliknya. Untuk itu, Herman masih dimintai keterangan mengenai sumber sepeda motor itu diperoleh guna penyelidikan lebih lanjut. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
