Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Valentine’s Day,Jebakan Beracun Penghancur Akidah

(Faisal, S. Pd)

       Memasuki bulan Februari kalender Masehi, ada nuansa berbeda jika dibandingkan dengan bulan yang lainnya. Anak-anak muda menyambut  antusias  dengan segenap acara  yang bakal dihelat. Warna merah muda atau pink menjadi favorit. Media massa, terutama stasiun televisi, berlomba-lomba menggelar acara yang selalu dipenuhi pernik-pernik warna merah muda.

Para pedagang tidak mau kalah menggunakan kesempatan yang datangnya sekali setahun ini. Kue coklat ditampilkan dengan kombinasi warna pink menjadi menu utama yang dijual. Para pedagang  tahu bahwa salahsatu cara untuk  menyampaikan rasa sayang pada pasangan  adalah dengan persembahan coklat, bunga,  atau hadiah lain yang bernuansa merah muda. Ya, itulah kesibukan  menyambut  Valentine’s Day  atau yang lazim disebut sebagai hari kasih sayang.
    Tanggal  16 Februari bertempat di pantai Ama Hami, lokasi hiburan baru bagi warga Kota Bima dan sekitarnya digelar hiburan music live. Pagelaran menyambut Valentine’s Day tersebut meriah dikunjungi ratusan anak muda. Gelaran yang dimulai pukul 8.00 malam  dan berakhir hingga menjelang Subuh. Tidak heran, puluhan botol bekas minuman keras berserakan di sekitar lokasi pagelaran musik  dapat dijumpai keesokan harinya. Itulah gaya sebagian  anak muda Kota Bima yang larut dalam perayaan Valentine’s Day.
    Perayaaan Valentine’s Day sudah biasa   dilakukan oleh anak-anak muda dari kalangan Kristen. Hal ini berkaitan dengan sejarah dari Valentine’s Day yang syarat perjalanan sejarah dari agama Kristen. Tetapi, akan menjadi hal yang aneh dan ganjil  jika dirayakan oleh generasi muda yang mengaku Muslim. Aneh, karena merayakan Valentine’s Day tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah maupun para sahabat  dan tidak  ada anjurannya  dalam Al-Qur’an maupun  Hadis.
     
                       Tradisi Romawi Kuno
    Ketika kerajaan Romawi berdiri, kepercayaan masyarakatnya masih bersifat animisme dan politeisme. Bangsa Romawi percaya dan memuja terhadap roh-roh atau arwah-arwah leluhur. Selain itu, juga percaya terhadap dewa-dewa yang dianggap memiliki kekuasaan terhadap manusia maupun alam. Arwah-arwah yang dipuja oleh bangsa Romawi, antara lain: Vesta yaitu arwah yang mengurus api tungku, Lares yaitu arwah leluhur yang menjaga anggota keluarga yang masih hidup,dan  Penates,  yaitu arwah yang menjaga lumbung dan makanan keluarga (Wilujeng, 2010).
    Disamping itu, bangsa Romawi kuno juga mengenal dewa-dewa seperti yang dipercayai bangsa Yunani. Namun, pemberian nama para dewa disesuaikan dengan nama-nama Romawi, seperti: Yupiter (dewa pelindung tanah Romawi), Juno (dewi pelindung perkawinan), Mars (dewa perang), Marcurius (dewa perdaganagan), Venus (dewi kecantikan), Apollo (dewa matahari), Diana (dewi bulan), dan Neptunus (dewa laut).
    Pada zaman kuno, bangsa-bangsa di dunia ini  sudah memiliki hari-hari tertentu untuk dirayakan secara istimewa. Tidak terkecuali bangsa Romawi kuno. Bangsa Romawi kuno  memiliki hari istimewa  untuk pensucian diri  yang dinamakan Lupercalia. Lupercalia dirayakan setiap tanggal 15 Februari. Rangkaian acara ini sebenarnya sudah dimulai sejak tanggal 13 Februari dan berakhir pada tanggal 18 Februari. Dewi Cinta (queen of feverish love) yang bernama Juno Februata sangat disakralkan oleh bangsa Romawi. Sehingg pada hari perayaan lupercalia, dua hari pertamanya  dipersembahkan untuk memberi  penghormatan kepada dewi cinta.
     Pada hari itu, para pemuda mengundi  dengan memasukkan nama-nama   gadis di dalam  kotak. Kemudian  secara acak mengambil nama gadis.  Bagi gadis yang namanya terambil, maka harus mau menjadi pasangan si pemuda. Mereka  bebas berhubungan selama setahun tanpa harus diikat tali perkawinan. Agar hubungan bebas tersebut langgeng dan terhindar dari segala gangguan, mereka meminta perlindungan  dari Dewi Cinta pada tanggal 15 Februari dengan membawa selembar kulit  binatang yang akan digunakan sebagai cemeti. Para pemuda melecut pasangannya dengan lembut  sambil memohon keberkahan Dewa Cinta agar pasangannya  diberi kesuburan dan dapat  melahirkan keturunan. Sesuatu yang dibanggakan di Roma pada masa itu.
    Pada masa  pemerintahan Tiberius, yang menggantikan Octavius pada 14-37 Masehi masyarakat Romawi mulai mengenal agama Kristen.  Sebagian masyarakat masih menolak agama baru ini dengan alasan dapat memecah belah persatuan bangsa Romawi. Namun, demikian agama Kristen tetap berkembang dengan cepat walaupun mendapat tekanan dan intimidasi dari penguasa Romawi.   
    Sejalan perkembangan agama Kristen tradisi ini tetap berlanjut. Para pemimpin Katolik  dan penguasa Roma mengadopsi acara lupercalia untuk menarik minat penduduk agar memeluk agama Kristen. Tentu saja diwarnai dengan nuansa Kristiani. Misalnya nama-nama gadis diubah menjadi nama-nama Paus dan Pastor. Kaisar Konstantin yang memimpin Romawi pada masa itu ikut mendukung upacara adopsian ini.
    Puncaknya, pada tahun 496 masehi ketika pimpinan Katolik berada  berada di tangan Paus Gelasius, Tradisi Lupercalia dijadikan sebagai hari perayaan gereja. Lagi-lagi untuk mendapatkan penerimaan di kalangan masyarakat bawah pihak gereja menyebutnya Saint Valentine’s Day (The Encyclopedia, 1988).
    Versi lain tentang sejarah Valentine’s Day adalah nama yang diambil dari seorang Santo yang bernama Valentino. Valentino merupakan orang yang menentang tindakan Kaisar Claudius II yang melarang para pemuda yang menjadi tentara akan menikah. Sang kaisar beranggapan bahwa tentara bujangan lebih kuat dan tabah di dalam peperangan dibandingkan  dengan mereka yang sudah menikah. Namun, Valentio diam-diam banyak menikahkan para pemuda tentara. Tindakan ini akhirnya diketahui oleh Kaisar.
    Valetino ditangkap dan dipenjara. Dalam penjara valentine tetap didatangi oleh para pengikutnya. Valentino kerap memberikan kata-kata dalam kartu ucapan dengan tulisan dari Valentinusmu. Valentino dieksekusi pada tanggal 14 Februari. Untuk mengenang perjuangannya dalam menyatukan kasih antara pemuda, terutama pemuda tentara pada saat itu, maka hari kematiannya dikenang dalam perayaan hari valentine (Wilujeng, 2010).
    Dari paparan sejarah Valentine’s Day di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perayaan Valentine’s Day murni  acaranya umat Kristen yang diadopsi dari tradisi zaman Romawi kuno. Lantas mengapa justru generasi muda Muslim yang getol merayakannya? Rasulullah memiliki jawaban dalam hal ini sesuai dengan sabdanya  yang artinya: “Sungguh kalian akan mengikuti (perlakuan) orang yang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi sehasta, sehingga seandainya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian tetap mengikutinya mereka. ‘Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?” Beliau bersabda: Siapa (kalau bukan mereka)?” (HR. Bukhori)
    Generasi Muslim yang ikut merayakan Valentine’s Day, termasuk orang yang membebek  atau meniru-niru peradaban Barat  (Kristen).     Islam melarang keras meniru dan latah terhadap sesuatu  yang tidak ada dasar dan dalilnya jelas. Kecuali jika   peradaban Barat yang berguna untuk kemaslahatan hidup, boleh untuk diikuti.  Rasulullah telah melarang sikap meniru-niru perilaku kaum Yahudi dan Nasrani sebagaimana  sabdanya: “Siapa saja menyerupai diri dengan suatu kaum  maka ia termasuk dari kaum itu” (HR Abu Dawud dan Akhmad)
    Banyak sisi negatif yang diperoleh bila generasi Muslim merayakan Valentine’s Day diantaranya adalah: bahaya meniru-niru, bahaya cinta kaum kafir, menghambur-hamburkan uang,  bahaya pergaulan bebas dan perzinahan. Kenyataan yang telah menjadi rahasia umum, mereka-mereka yang ber-Valentine’s Day tidak jarang yang sampai melakukan perzinahan seperti zina mata, zina lisan dan pendengaran, zina tangan dan kaki, dan zina kemaluan (farji). Hal ini sesuai dengan asal-muasal peringatan Valentine itu sendiri sebagai sebuah pesta wajib berpasang-pasangan untuk bersenang-senang semaunya selamam setahun. Na’udzu billah minaz-zina.
       Valentine’s Day meninabobokan para remaja Muslim dengan fenomena kasih-sayang. Mereka akan menangis bila kehilangan pacar, tetapi tidak akan menangis bila kehilangan waktu shalat. Mereka akan bersedih bila pacarnya marah, tapi mereka tidak akan bersedih bila Allah marah melihat kelakuan mereka (Ar-risalah, 2012).
    Valentine’s Day hanyalah salahsatu jebakan beracun bagi generasi Muslim untuk berpaling dari agamanya. Paling tidak, melemahkan akidah. Hal ini berkaitan dengan catatan kecil yang ditulis oleh raja Perancis  Louis ke-IX saat dipenjara di Al-Manshurah  usai kekalahan bala tentaranya pada perang Salib kedua pada tahun 1143 masehi. Louis mengatakan bahwa satu-satunya jalan untuk menguasai  kaum Muslimin adalah merusak akidah mereka, bukan dengan perang dan kekuatan (M. Islam, 1993).
    Menyadari bahaya merayakan sesuatu yang tidak ada panduannya dalam Al-Qur’an dan Hadis Nabi, termasuk Valentine’s Day maka menjadi tugas semua pihak agar menyampaikan  pemahaman utuh  terhadap nilai-nilai Islam  dan invasi budaya Barat,   mengingatkan generasi Muslim  agar tidak terjebak budaya  Barat yang bisa merusak akidah dan  melemahkan semangat ber-Islam, memberi contoh berperilaku Islami pada generasi muda  sehingga menjadi Muslim tangguh dan generasi yang berkarakter Al-Quran dan Hadis. Wallahu’alam.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Polisi Sektor (Polsek) Monta, Kabupaten Bima, bersama anggota Bhabinkamtibmas Patroli di lahan kebun masyarakat wilayah Monta Selatan Wilayah Hukum (Wilkum) Sub Sektor...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.com.- Aksi peringatan hari buruh se-dunia juga 1 Mei (may day)  juga di Bima. Puluhan mahasiswa dari dengan bendera Lima Mahasiswa Nasional...

Peristiwa

Bima, Bimakini.com.- Setiap tanggal 14 Februari sebagian kaum remaja merayakan Hari Kasih Sayang atau dikenal dengan Valentine’s Day. Berbagai cara dilakukan saat mengekspresikannya. Hanya...

Pendidikan

Kota Bima, Bimakini.com.- Pendidikan adalah satu di antara media membentuk manusia. Intinya adalah pendidikan membentuk jasmani dan ruhani menjadi paripurna. Namun, realitas yang ada...

Opini

                                               ...