Mataram, Bimakini.- Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani menjadi pembicara di acara “Ngaji bareng Gubernur” di Kantor Bank Indonesia Provinsi NTB, Mataram, Selasa (7/5/2019). Kegiatan ini mengangkat tema “Perekonomian NTB, Terkini, Kedepan dan Tantangannya”.
Gubernur menjelaskan pandangannya bahwa salah satu masalah mendasar yang harus disegerakan untuk membangkitkan perekonomian di NTB, adalah industrialisasi. “Impornya masih lebih besar daripada ekspor. Bagaimana kita mau kuat? Industrialisasi harus segera hadir di NTB,” tegasnya.
“Jika kita impor terus, kita tidak akan bisa maju. Industrialisasi harus bisa segera hadir di NTB. Jika industrialisasi bisa dilaksanakan di NTB, ini adalah tamparan bagi pemerintah pusat,” tambahnya.
Gubernur juga menyampaikan tekad Pemerintah Provinsi NTB untuk mengangkat perekonomian dengan industrialisasi yang sedang menjadi fokus utama. “Selama impor dari luar daerah lebih besar daripada ekspor, kita akan sulit untuk maju. Industrialisasi pahit dan susah, namun kita harus mulai, untuk mewujudkan NTB yang lebih sejahtera,” jelasnya.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani, menjelaskan bahwa kondisi perekonomian nasional diperkirakan masih tetap terjaga dikisaran 5%. “Kedepan perlu dikembangkan sumber pertumbuhan baru untuk mendukung akselerasi pertumbuhan sehingga Indonesia keluar dari middle income trap,” jelas Sarwani.
Provinsi NTB sendiri jika dibandingkan dengan daerah lain dan Balinustra, pertumbuhan ekonomi NTB berada diposisi paling rendah. Peran ekspor luar negeri dalam menopang perekonomian daerah cenderung tidak setinggi daerah lainnya. “IPM Provinsi NTB ada di angka 67,30, sedangkan Bali ada di angka 74, 77. Provinsi Sulawesi Tengah yang juga terdampak gempa ada di angka 68,88,” terang Sarwani.
“Kami juga berharap di sektor pariwisata bisa menjadi sebuah industri yang lengkap, tidak hanya sekedar tiap desa memiliki desa wisata. Namun adalah tentang bagaimana memasarkannya secara integrasi, baik online maupun offline. Kita harus mau bekerjasama,” tutupnya.
Diskusi ini juga membahas berbagai sektor meliputi pariwisata, pertanian, hingga kontribusi ekonomi di berbagai sektor lain di Provinsi NTB. Bank Indonesia sendiri pada akhir diskusi memberikan penawaran beberapa hal strategis jangka pendek dan panjang yang perlu dilakukan untuk mendorong perekonomian NTB tahun 2019.
Pada jangka pendek, BI memberikan penawaran strategis, antara lain, meningkatkan koordinasi dan peran TPID dalam mengantisipasi periode perayaan HKBN, menjaga ketersediaan bahan bangunan dan tenaga kerja, akselerasi pembangunan huntap, integrasi paket wisata dengan Bali, melanjut akselerasi belanja daerah.
Sedangkan pada Jangka panjang, BI memberikan rekomendasi penguatan SDM untuk meningkatkan produktivitas, peningkatan daya saing ekspor non tambang, hilirisasi industri pengolahan, industrialisasi pariwisata. (PUR)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.