Bima, Bimakini.- Jaringan Base Transceiver Station (BTS) di Desa Sampungu, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, tidak beroperasi dengan normal. Selain itu, tarif mahal dan tidak bisa akses internet.
Sampungu sendiri termasuk desa yang terpencil. Menuju Sampungi bisa dua jalur, laut dan darat.
Saat media ini menuju kesana menggunakan sepeda motor, harus menyebrang menggunakan kapal motor. Desa Sampungu terletak diujung Kecamatan Soromandi dan berbetasan dengan Desa Kiwu, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu.
Salah seorang warga, Sri Wahyuningsih, SIKom mengatakan, dengan keadaan wilayah yang jauh dari akses kota, Desa Sampungu masuk kategori terisolasi hingga membutuhkan penyesuaian dengan perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi. “Desa Sampungu yang jauh dari Kota, sulit menjangkau kebutuhan. Terlebih lagi tower yang susah operasikan jaringan,” katanya, Jumat (7/8).
Kata Yuni sapaannya, jaringan BTS yang aktif sekitar akhir 2017 lalu, belum operasi secara maksimal. Beragam masalah sering terjadi hingga sulitkan warga. Apa lagi warga yang punya kebutuhan di Kota Bima atau luar Daerah.
“Masalah yang sulitkan warga hingga saat sekarang tarif pulsanya mahal, sering tidak aktif satu sampai dua hari dalam waktu yang tidak tentukan, dan juga tidak bisa terhubung dengan internet,” sesalnya.
Lanjutnya, jika warga memiliki kebutuhan untuk kirim dokumen via internet pada keluarga atau anak yang sekolah di Kota Bima atau luar Daerah, harus menuju perbatasan Desa Sai dan Sampungu dengan jarak yang jauh atau langsung di perkampungan Desa Sai. “Begitupun kebutuhan lain seperti transaksi perbankan atau tranfer uang antar bank,” katanya.
Harapan pada Pemda Kabupaten Bima melalui Dinas Kominfotik, harus memerhatikan keadaan jaringan BTS yang ada di Desa Sampungu. “Keadaan tarifnya yang mahal dan tidak bisa terkoneksi dengan internet, sangat sulitkan warga. Apa lagi segala kebutuhan di era midernisasi, internet sudah jadi kebutuhan pokok,” terangnya. (BE10)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.